Menjadi santri bukan hanya soal hafalan dan pelajaran di kelas. Hal itu benar-benar dirasakan oleh Tiara Sansuri, alumni angkatan pertama PPTQ Qoryatul Qur’an (QQ) asal Way Lima, Pesawaran, Lampung.
Pengalamannya selama mondok di QQ telah mengubah banyak sisi dalam dirinya, hingga kini ia bisa berdiri di tengah masyarakat sebagai pengajar, pendakwah, bahkan pebisnis.
“MasyaAllah, di QQ benar-benar bukan sekadar belajar yang ada di buku,” ungkap Tiara saat dimintai testimoni. Ia mengaku, sebelum mondok di QQ, dirinya adalah pribadi yang cenderung tertutup dan kesulitan berkomunikasi di hadapan banyak orang.
![]() |
Banyak perubahan ke arah kebaikan yang dialami Tiara Sansuri selama mondok di QQ |
“Saya pribadi termasuk individualis, yang benar-benar sulit berkomunikasi dan kurang dalam public speaking,” lanjutnya. Namun, hal itu perlahan berubah berkat pendidikan dan pembinaan yang ia jalani selama di PPTQ Qoryatul Qur’an.
Menurutnya, para ustaz dan ustazah di QQ sangat sabar dalam mendidik santri, bukan hanya dari sisi akademik, tapi juga pembentukan karakter dan kemampuan sosial.
Setelah menyelesaikan masa pendidikannya di QQ, Tiara kini aktif mengabdikan diri di dunia pendidikan dan dakwah. Ia menjadi Tenaga Ahli di TAUD Nurul Jannah Lampung Tengah, sekaligus menjabat sebagai sekretaris dan musyrifah tahfidz di Rumah Qur’an Nurul Jannah, di wilayah yang sama.
Tak hanya itu, semangat kemandirian yang ia dapatkan di pesantren juga membawanya pada dunia wirausaha. Kini, Tiara merintis bisnis lapak parfum, ATK, dan es teh sebagai bagian dari kontribusinya di masyarakat dan bentuk kemandirian finansial.
“Belum lagi pengalaman lain seperti berkuda, berkebun, beternak, bahkan bersahabat dengan bayi dan anak,” kenangnya dengan senyum. Semua pengalaman itu, kata Tiara, menjadi bekal berharga yang tak ia temukan di tempat lain. “Jazaakumullah khairan, QQ, berkah dan sukses selalu,” ucapnya tulus sebagai penutup testimoni.
Kisah Tiara Sansuri menjadi bukti bahwa pendidikan di PPTQ Qoryatul Qur’an tidak hanya menghasilkan santri yang cakap dalam ilmu agama, tetapi juga siap menghadapi dunia nyata dengan semangat dakwah, kemandirian, dan kepedulian sosial.
Posting Komentar untuk "Kesan Alumni Qoryatul Qur’an, Tiara Sansuri: Dari Santri Individualis Menjadi Penggerak Dakwah di Lampung"