Rabu siang, 16 April 2025. Dalam rangkaian kegiatan study tour ke Akademi Militer (Akmil) Magelang, santri kelas XI dan XII MATQ Qoryatul Qur’an berkesempatan mengunjungi Museum Taruna Abdul Djalil. Museum ini berada di dalam kompleks Akmil, tepatnya di Jl. Jend. Gatot Subroto No.1, Banyurojo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Kunjungan ini menjadi sarana bagi para santri untuk lebih mengenal sejarah pendidikan militer Indonesia sekaligus menumbuhkan semangat nasionalisme. Museum Taruna Abdul Djalil diresmikan pada 4 Oktober 1964 dan telah menjadi salah satu pusat dokumentasi sejarah perjalanan Akmil.
![]() |
Santri mengantre masuk ke museum |
Nama museum ini diambil dari seorang taruna bernama Abdul Djalil yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kalasan, Yogyakarta, pada tahun 1949. Museum ini menyimpan ribuan koleksi bersejarah yang tersusun dalam tujuh ruang utama yang ditelusuri oleh para santri selama kunjungan berlangsung.
Santri pertama-tama memasuki Ruang Pra-AMN yang menampilkan dokumentasi awal berdirinya Akademi Militer Nasional, lengkap dengan buku digital sejarah dan informasi tentang para Komandan BKR dari berbagai daerah. Santri melihat sejarah awal berdirinya Akmil Magelang ini.
Setelah itu, mereka melihat Ruang AMN yang memamerkan koleksi-koleksi taruna masa awal AMN, termasuk foto-foto pembangunan dan fasilitas pendidikan pada masa tersebut. Di Ruang AKABRI, santri melihat perlengkapan kegiatan ekstrakurikuler para taruna, seperti kostum drumband dan atribut lainnya.
Perjalanan dilanjutkan ke Ruang Akmil yang menggambarkan kehidupan sehari-hari para taruna. Di sini, santri menyaksikan langsung bentuk tempat tidur, meja belajar, serta peralatan makan yang digunakan oleh taruna. Pengalaman ini memberi gambaran nyata tentang kedisiplinan dan kesederhanaan yang melekat dalam kehidupan taruna.
Salah satu bagian yang paling menarik perhatian santri adalah Ruang Koleksi Senjata. Ruangan ini menampilkan lebih dari 3.000 senjata bersejarah, termasuk senjata laras panjang, laras pendek, meriam, dan perlengkapan tempur lainnya. Koleksi tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga termasuk hibah dari tokoh-tokoh penting, seperti Pak Prabowo Subianto.
Di Ruang Bhakti Taruna, santri menyaksikan dokumentasi para taruna yang telah mencapai pangkat tertinggi dalam TNI, serta yang gugur dalam tugas mulia mempertahankan NKRI. Foto-foto para Kepala Staf Angkatan Darat dari masa ke masa juga menjadi pengingat akan jejak langkah panjang pengabdian militer Indonesia.
![]() |
Suasana di dalam Museum Akmil Magelang |
Kunjungan diakhiri di Ruang Auditorium, di mana para santri menonton film dokumenter pendek tentang sejarah pendirian Akmil dan kontribusinya dalam membentuk pemimpin bangsa. Tepuk tangan meriah setelah penayangan menunjukkan apresiasi dan penghargaan dari para santri.
Kunjungan ke museum ini menjadi pengalaman berharga bagi santri kelas XI dan XII MATQ Qoryatul Qur’an, karena mereka tidak hanya melihat artefak dan dokumentasi sejarah, tetapi juga memahami nilai-nilai pengabdian, keberanian, dan kedisiplinan.
Nilai-nilai yang serupa dengan kehidupan santri di pesantren, di mana kedisiplinan dalam waktu, keteguhan dalam belajar, dan tanggung jawab dalam berperilaku menjadi bagian dari keseharian. Menambah semangat santri untuk meneladani semangat juang para pahlawan dan terus berkontribusi bagi bangsa dan agama di masa depan.
Referensi:
Posting Komentar untuk "Selami Sejarah Militer, Santri MATQ Qoryatul Qur’an Kunjungi Museum Taruna Abdul Djalil Akmil Magelang"