Spesial Daurah Tarhib Ramadan untuk Santri-Mahasantri PPTQ Qoryatul Qur’an Komplek 08 Jonggring Saloka

Jumat, 21 Februari 2025. Pagi hari yang cerah, kecerahan itu terlihat dari awan yang nampak di langit Komplek 08 Jonggring Saloka PPTQ Qoryatul Qur’an. Tinggal hitungan jari bulan Ramadan akan tiba. Banyak sekali orang-orang sedang mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangannya.

Seperti itulah yang sedang berlangsung di komplek 08 Jonggring Saloka. Di sana digelar Majelis Tarhib Ramadan sehari penuh. Tujuannya memperdalam ilmu pengetahuan terkait bulan Ramadan dan diharapkan dapat merealisasikan ilmu tersebut di bulan Ramadan nanti. 

Berkenan menjadi pemateri pada kesempatan majelis hari ini: Ustaz Irsyad Amrullah, Lc dengan materi bekal-bekal dibulan Ramadhan, Ustaz Zakki Zayrofi, BA dengan materi fikih salat dan puasa, serta Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H dengan materi fikih imam dan khotbah. 

Tepat pukul 08.30 WIB, Majelis Tarhib Ramadan dimulai. Diikuti oleh seluruh santri dan mahasantri PPTQ Qoryatul Qur’an Komplek 08 Jonggring Saloka. Ustaz Irsyad Amrullah, Lc, mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemateri pertama di sesi duha. Beliau banyak sekali menyampaikan materi berkenaan dengan bekal-bekal yang harus disiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Ustaz Irsyad
Ustaz Irsyad sampaikan materi tentang Ramadan

Beliau menyampaikan, diantara bekal-bekal yang harus disiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadan adalah: (1) Persiapan mental, (2) Persiapan ilmu, (3) Mengukur kadar kemampuan diri guna menyiapkan amalan di bulan Ramadan, dan (4) Menulis target-target yang akan dicapai di bulan Ramadan. 

سَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا، وَاعْلَمُوْا أَنْ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدَكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَأَنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Tetaplah dalam kebenaran dan bersikaplah yang lurus. Ketahuilah, bahwasanya amalan seseorang tidak dapat memasukkannya ke dalam surga. Dan bahwasanya amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sebaik-baik amalan adalah yang dikerjakan terus-menerus walaupun sedikit. Bulan Ramadan menjadi madrasah atau tempat latihan maka jangan sampai ketika kita menjumpai bulan Ramadan, tapi ibadah kita tidak berubah dan kebiasaan baik kita tidak bertambah.

“Maka dari itu, marilah kita memperbanyak amal ibadah di bulan Ramadan. Berpikirlah! Apakah ibadah kita dapat menolong kita di akhirat kelak? Apakah ibadah yang kita kerjakan bisa mendapatkan tiket surga dan terbebas dari api neraka?” kata Ustaz Irsyad.

Pada akhir materi sebelum penutupan, beliau berpesan kepada para santri untuk membiasakan diri menulis. Tulislah apapun itu, keadaan atau perasaan yang kalian rasakan atau pun yang lainnya. Milikilah buku untuk mencatat setiap langkah kehidupan. Hal tersebut akan banyak sekali mendatangkan manfaat pada diri. 

Kemudian acara beranjak pada pemateri kedua di sesi siang-sore tepatnya pukul 13.00 (setelah Salat Jumat). Kali ini pematerinya adalah Ustaz Zakki Zayrofi, BA., S.Pd. Pada sesi kali ini, majelis mendapatkan tambahan peserta yakni para santri yang akan dikirim Safari Dakwah Ramadan dari Komplek 01 Kauman dan 05 Alasombo.

Dalam mukadimahnya, Ustaz Zakki Zayrofi melontarkan pertanyaan kepada para santri. Pertanyaan tersebut dijadikan sebagai prolog materi yang akan disampaikan. “Kenapa kita mengerjakan salat? Kenapa salat itu penting?” tanya Ustaz Zakki.

Zakki Zayrofi
Ustaz Zakki sampaikan fikih salat dan puasa

Beliau kemudian menyimpulkan jawaban bahwa salat adalah wasiat terbesar yang disebut berulang-ulang oleh Rasulullah ﷺ. “Allah ﷻ memerintahkan kita untuk mengerjakan salat, maka kita harus mengerjakannya,” kata Ustaz Zakki.

Selain beliau membahas fikih salat, beliau juga membahas fikih puasa. Pembasahan ini menjadi sangat relevan, karena sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan. Beliau menjelaskan bahwasanya syarat sah diterima puasa adalah: Islam, balig, dan mempunyai akal.

Ustaz Zakki juga menjelaskan hal-hal yang dapat membatalkan puasa: (1) Memasukkan sesuatu melewati lubang tubuh. (2) Memasuki sesuatu melewati dua lubang, depan maupun belakang. (3) Muntah secara sengaja. (4) Berhubungan suami istri. (5) Bersenang-senang dengan tangannya. (6) Gila sementara atau hilang akal. (7) Murtad.

Kemudian acara beranjak pada sesi malam. Berkenan menjadi pemateri, Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H.I dengan materi fikih imam dan khotbah. Mengawali mukadimah, beliau menyapa para santri dan menanyakan kabarnya dengan penuh keakraban. Satu persatu ditanya, walaupun tidak semuanya dapat. Tapi hal tersebut menandakan keakraban antara Ustaz dengan santrinya.

Materi yang beliau sampaikan sangat penting, karena materi tersebut menjadi bekal nanti berdakwah di masyarakat. Terutama para santri-mahasantri yang akan bertugas Safari Dakwah Ramadan sebentar lagi.

Fikih Imam
Ustaz Luthfi sampaikan fikih imam dan khotbah

Ustaz Luthfi menjelaskan bahwa imam bertanggung jawab atas makmumnya, maka seorang imam harus memiliki ilmu. Setidaknya ada 4 sifat yang harus di miliki seorang imam: (1) yang paling berilmu, (2) yang paling paham tentang Al-Qur'an, (3) yang paling saleh, dan (4) yang paling tua.

إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَلَا تُكَبِّرُوا حَتَّى يُكَبِّرَ وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَلَا تَرْكَعُوا حَتَّى يَرْكَعَ وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا وَلَا تَسْجُدُوا حَتَّى يَسْجُدَ

Sesungguhnya dijadikan imam hanya untuk diikuti. Apabila ia bertakbir, maka bertakbirlah, dan kalian jangan bertakbir sampai ia bertakbir. Apabila ia ruku’, maka ruku’lah, dan kalian jangan ruku’ sampai ia ruku’. Apabila ia mengatakan “sami’allahu liman hamidah”, maka katakanlah “Rabbana walakal hamdu”. Apabila ia sujud, maka sujudlah, dan kalian jangan sujud sampai ia sujud. (HR Abu Dawud)

Beliau juga menjelaskan kriteria seorang makmum: (1) Tidaklah posisi makmum lebih depan dari imamnya. (2) Mengikuti seluruh gerakan imam. (3) Mengetahui perpindahan gerakan imam. (4) Jarak imam dengan makmum tidak terlalu jauh. (5) Makmum memiliki niat ketika salat berjemaah.

Tarhib Ramadan
Kolase suasana tarhib Ramadan di JS

Pada akhir materi sebelum majelis ditutup, beliau membuka tanya jawab. Antusias santri terlihat dari banyaknya yang bertanya, lebih dari 20 santri bertanya perihal fikih imam, makmum, dan khotbah, menunjukkan kehausan akan ilmu.

Dari berbagai rangkaian acara pada hari ini, harapannya seluruh santri dapat memahami betul-betul materi yang disampaikan oleh asatizah dan juga dapat mengamalkan pada kehidupan sehari-hari. Semoga kegiatan bermanfaat dan mendatangkan keberkahan untuk kita semuanya.

Reporter: Ustaz Salman Al Hawari

Posting Komentar untuk "Spesial Daurah Tarhib Ramadan untuk Santri-Mahasantri PPTQ Qoryatul Qur’an Komplek 08 Jonggring Saloka"