Pengajian Qoryatul Qur’an dengan Warga Jurang Pijiharjo, Ustaz Salman Al Farisi Ajak Tingkatkan Ibadah di Bulan Ramadan

Sabtu, 22 Februari 2025, Tim Dakwah PPTQ Qoryatul Qur’an kembali melaksanakan kajian rutin bersama warga Dukuh Jurang, Pijiharjo, Manyaran, Wonogiri, yang bertempat di Masjid Fisabilillah.

Sore hari dengan rintikan air hujan yang menguyur deras di setiap sudut desa menjadikan suasana menjadi malas untuk melakukan aktivitas. Namun, berbeda halnya dengan Tim Dakwah Qoryatul Qur’an, meski kondisi hujan tapi kegiatan dakwah tetap dilaksanakan.

Tepat pukul 16.30 WIB, tim berangkat dari Komplek 01 Kauman menuju Masjid Fisabilillah, Jurang. Berkenan menjadi driver dalam perjalanan dakwah kali ini adalah Pak Hendri Setiawan dengan keahlian mengemudinya, walaupun jalan naik turun dan cukup curam tapi dapat dikendalikan dengan tenang.

Kajian rutin kali ini menjadi kajian terakhir sebelum memasuki bulan suci Ramadan, dan rencananya akan dilanjutkan kembali di bulan Syawal, setelah Hari Raya Idulfitri 1446 H.

Berkenan menjadi pemateri pada kesempatan kajian kali ini, Ustaz Salman Al Farisi, yang membawakan materi seputar bulan Ramadan. Materi tersebut menjadi relevan karena sebentar lagi akan memasuki bulan suci yang dinanti umat Islam ini. 

Salman Al Farisi
Ustaz Salman ajak jemaah optimalkan ibadah Ramadan

Pada awal mukadimah, Ustaz Salman Al Farisi menyapa dan menanyakan kabar jemaah yang hadir mengikuti kajian. Tidak sedikit beliau juga menyinggung fadilah mengikuti kajian-kajian islami. Harapannya masyarakat lebih semangat lagi dalam mengikuti kajian.

“Apabila kita sudah saatnya dipanggil oleh Allah, apa yang akan kita bawa?” pertanyaan tersebut menjadi prolog awal pembahasan yang akan disampaikan oleh Ustaz Salman. “Kelak ketika kita sudah meninggal maka yang akan kita bawa hanyalah amal ibadah kita ketika di dunia.”

Maka dari itu, Ustaz Salman mengajak segenap hadirin agar bisa manfaatkan sisa waktu yang ada untuk beramal guna mengumpulkan bekal untuk akhirat kelak, ketika kembali menghadap sang pencipta.

“Ketahuilah, ketika seorang sudah meninggal dan dikuburkan, yang mereka inginkan adalah kembali ke dunia guna untuk berbuat baik. Mereka merasakan betapa beratnya bertemu dengan Allah dengan amalan yang kurang,” kata Ustaz Salman.

Kebahagiaan seorang muslim adalah ketika dapat kembali kepada Allah dalam keadaan yang baik. “Oleh karena itu, adanya bulan suci Ramadan bisa kita manfaatkan untuk mengoptimalkan beribadah kepada Allah. Menjadi kesempatan untuk mendapatkan tiket surga.”

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ

Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ustaz Salman menjelaskan bahwa para sahabat dahulu mempersiapkan datangnya bulan suci Ramadan jauh-jauh hari, bahkan enam bulan sebelum kedatangannya mereka sudah bersiap-siap dengan segala macam persiapan.

Ada yang mempersiapkan dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an, karena bulan Ramadan adalah bulan Al-Qur’an. Ada yang khatam Al-Qur’an sekali dalam satu bulan, ada yang sekali dalam satu pekan, sekali dalam tiga hari, bahkan ada yang khatam Al-Qur’an sekali dalam satu hari.

Selain disebut dengan bulan Al-Qur’an, bulan Ramadan juga disebut dengan bulan salat. Maka persiapkan diri untuk senantiasa mengerjakan Salat Tarawih. “Bukan masalah jumlah rakaatnya, yang terpenting adalah tumakninahnya,” kata Ustaz Salman.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ustaz Salman mengatakan jika ingin percepatan amal kebaikan, maka isilah bulan Ramadan dengan amal ibadah. Tujuan disyariatkan puasa bulan Ramadan adalah agar kita jadi hamba bertakwa (menjalankan perintah dan menjauhi larangan).

“Harusnya ketika keluar dari bulan Ramadan kualitas keimanan kita naik tinggi, jangan sampai keluar dari bulan Ramadan malah sering melakukan kemaksiatan. Maka puasanya kurang sempurna.”

Jurang Pijiharjo
Suasana kajian bersama warga Jurang

Pada akhir materi beliau memberikan pesan kepada para jemaah, “Puasa bukan hanya menahan haus dan lapar, tapi juga menahan bohong, menahan gibah, menahan marah, menahan mata, dan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah maka harus di puasai.”

Semoga kegiatan tersebut bermanfaat dan dapat mendatangkan keberkahan dari Allah untuk kita semuanya. Semoga kian menjadikan diri kita siap dalam menyambut kedatangan tamu mulia, Ramadan penuh berkah.

Reporter: Ustaz Salman Al Hawari

Posting Komentar untuk "Pengajian Qoryatul Qur’an dengan Warga Jurang Pijiharjo, Ustaz Salman Al Farisi Ajak Tingkatkan Ibadah di Bulan Ramadan"