Santri PPTQ Qoryatul Qur’an Ikuti Majelis Bersama Ustaz Abu Hasanuddin dari PPA Ibnu Katsir Jember

Sabtu, 25 Januari 2025, sekira pukul 08.30 WIB, segenap santri dan mahasantri dari unit MTs, MA, sampai Ma’had Aly Qoryatul Qur’an berkumpul bersama di Komplek 02 Pucung untuk mengikuti majelis bersama Ustaz Abu Hasanuddin dari Ponpes Ibnu Katsir Jember.

Acara dipandu oleh Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H.I yang menyemangati segenap santri yang hadir. Sebagai pengantar, mukadimah disampaikan oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I yang memperkenalkan Ustaz Abu Hasanuddin, S.Pd Al-Hafizh dari Yayasan Ibnu Katsir Jember.

Ustaz Setyadi mengisahkan tentang peran Ustaz Abu Hasan pada awal pendirian Komplek 02 Pucung, Karangmojo. Termasuk bagaimana kiprah para tokoh dan masyarakat Dukuh Pucung dan sekitarnya untuk mendirikan komplek yang kini dipergunakan oleh para santriwati unit MA kelas X dan XI.

Ustaz Adi
Ustaz Setyadi mengenalkan Ustaz Abu Hasan

Beliau juga mengenang masa awal mendirikan pesantren dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Harapannya, agar para santri yang sekarang bisa bersyukur atas segala fasilitas yang ada. Jangan banyak mengeluh, kesulitan yang ada sekarang tak ada apa-apanya dibanding keterbatasan di awal pendirian pondok.

Kehadiran Ustaz Abu Hasanuddin atau akrab disapa Ustaz Abu Hasan, adalah untuk diperkenalkan kepada santri, bahwa beliau merupakan bagian dari perjuangan pesantren terutama pada awal pendirian PPTQ Qoryatul Qur’an.

Lantunan Shalawat Busyro menyambut Ustaz Abu Hasan yang berkenan memberikan taujih pada majelis pagi jelang siang ini. Ustaz mengapresiasi para santri yang hadir meski sebagian duduk kepanasan. “Panas matahari dirasakan bersama, panasnya hati dirasakan sendiri,” canda beliau.

Ustaz Abu Hasan mengenang saat diminta Ustaz Setyadi datang ke Pucung pertama kalinya. Saat mengumpulkan para tokoh dan masyarakat untuk penggalangan dana dalam rangka membangun pesantren khususnya di Komplek 02 Pucung.

Ustaz mengajak para santri agar tidak melupakan sejarah. Kata orang Jawa, kacang jangan meninggalkan lanjaran. Jas merah, jangan melupakan sejarah. Kita harus menghargai jasa pendahulu yang berjuang untuk kebaikan kita saat ini.

“Hari ini kita harus bersyukur di tempat berharga ini. Kita punya banyak pengalaman luar biasa yang tak akan bisa didapatkan di luar sana,” kata Ustaz Abu Hasan. “Orang hebat itu melakukan hal-hal yang tak dilakukan kebanyakan orang.”

Ustaz Abu Hasanuddin
Ustaz Abu Hasanuddin memotivasi para santri Qoryatul Qur'an

Ustaz Abu Hasan mengajak santri dalam menghafalkan Al-Qur’an meletakkan di otak kanan. Beliau menjelaskan bahwa karakteristik otak kiri dan otak kanan memiliki peran berbeda dalam memori.

“Otak kiri lebih fokus pada hafalan jangka pendek, seperti informasi logis dan detail verbal, sedangkan otak kanan lebih dominan dalam hafalan jangka panjang. Letakkan hafalan kalian di otak kanan,” kata beliau.

Sukses itu hak kita. Ada step yang harus kita lakukan. Pertama, jadilah dirimu sendiri. Terima dirimu apa adanya. Jangan menyesali keberadaan kita. Tak perlu iri dengan orang lain. Semua adalah anugerah dari Allah. Jangan ada yang komplain. Kita adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah.

“Yang berbadan kecil, syukurilah memiliki badan mungil. Berbadan besar, syukurilah dengan menyebut diri gemoy,” kata beliau. “Jangan bandingkan diri kita dengan siapapun. Tak ada yang sama, meski itu si kembar sekalipun.”

Ustaz Abu Hasan mengajak santri agar menjadi pemuda yang tidak mudah menyerah atau merasa putus asa dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Menjadi pemuda optimis berarti memiliki keyakinan, semangat, dan sikap positif untuk terus berusaha mencapai tujuan, meski dihadapkan pada rintangan.

Selanjutnya, untuk meraih sukses adalah: temukan kebaikan kita. Langkah menuju sukses adalah dengan menemukan kebaikan atau potensi diri. Kenali kelebihan, bakat, dan hal-hal yang membuat kita unik. Fokus pada apa yang bisa dikembangkan dan manfaatkan untuk diri sendiri serta orang lain. Dari sinilah akan lebih mudah menentukan arah dan tujuan hidup.

Santri Qoryatul Qur'an
Santri menyimak penuh kesungguhan

Kita juga harus menyadari kekurangan diri. Dengan menyadari kekurangan, kita bisa memperbaiki diri dan tidak sombong. Sementara itu, menambah kelebihan berarti terus belajar, mengasah potensi, dan meningkatkan kualitas diri.

Mengenali kekurangan adalah langkah awal untuk memperbaiki diri, sedangkan menambah kelebihan berarti terus mengasah potensi yang dimiliki. Kombinasi keduanya menciptakan pertumbuhan yang seimbang, menjadikan kita pribadi yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan.

Selanjutnya, kita harus fokus pada impian dengan memusatkan pikiran, tenaga, dan usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ingatlah bahwa perubahan nasib bergantung pada usaha kita. Allah memberikan kesempatan dan kemudahan, namun kita harus berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Dengan kerja keras, doa, dan tawakal, Allah akan membantu mengubah nasib kita ke arah yang lebih baik.

Pada akhir penyampaian, Ustaz Abu Hasan mengajarkan sebuah syair penyemangat. “Jangan kembali pulang, Mujahid, sebelum hafal Qur’an, walau jasad terkapar di medan juang. Tuk Qur’an ku siap berjuang. Tuk Qur’an ku siap berkorban. Tuk Qur’an ku-enthek-enthekan.”

Selanjutnya, santri diajak merenungkan perjuangan orang tua dalam mendidik anak dengan memondokkan di pesantren. Renungan dan doa yang dipimpin Ustaz Abu Hasan diwarnai isak tangis para santri dan asatizah yang hadir pada majelis hari ini.

Akhirnya, semoga Allah menguatkan kita semua dalam perjuangan dakwah dan Al-Qur’an. Meridai kita, memberikan keberkahan kepada kita semua. Berkah kebersamaan dengan Al-Qur’an, berkah di dunia dan berkah di akhirat. Aamiin.

Posting Komentar untuk "Santri PPTQ Qoryatul Qur’an Ikuti Majelis Bersama Ustaz Abu Hasanuddin dari PPA Ibnu Katsir Jember"