Sebanyak 84 mahasantri putra dan putri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an mengikuti pelatihan rescue pantai dipandu oleh Tim SAR Baron di Pantai Sepanjang, Gunungkidul, pada Kamis, 30 Januari 2025.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 09.45 hingga selesai ini bertujuan untuk membekali para mahasantri dengan keterampilan dasar penyelamatan di perairan, terutama dalam kondisi darurat di wilayah pantai.
![]() |
Mahasantri Ma'had Aly Qoryatul Qur'an ikuti pelatihan rescue pantai |
Mudir Ma’had Aly Qoryatul Qur’an, Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H.I menyampaikan pentingnya pelatihan ini. “Betapa kita ini kecil ketika berhadapan dengan semesta. Kita secara ukuran sangat kerdil dan lemah ketika dihadapkan pada alam ciptaan Allah,” kata beliau.
Menurut Ustaz Luthfi, kita harus bersahabat dengan alam, berlatih memahami karakter alam agar tidak mendatangkan bencana yang tak diharapkan. Untuk itulah sangat penting memahami bagaimana edukasi tentang pantai dan segala kemungkinan risiko yang bisa terjadi serta cara menghadapinya.
Pelatihan yang dibina langsung oleh Tim SAR Baron ini juga didampingi dari Babinpotmar TNI Angkatan Laut. Babinpotmar atau Bintara Pembinaan Potensi Maritim merupakan prajurit TNI Angkatan Laut yang bertugas untuk membina masyarakat pesisir.
Tim SAR Baron mengapresiasi PPTQ Qoryatul Qur’an atas niat baiknya menumbuhkan kesadaran mahasantri akan keselamatan di pantai yang memang harus dimiliki oleh semua pihak. Pelatihan ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga membentuk kesiapsiagaan para peserta dalam menghadapi situasi darurat di perairan.
![]() |
Pembukaan, sambutan, dan teori rescue |
Dalam pelatihan ini, para peserta mendapatkan materi tentang teknik pertolongan pertama bagi korban tenggelam, penggunaan pelampung dan peralatan rescue, serta strategi penyelamatan dalam kondisi ombak besar.
Tim SAR memulai dengan sesi teori, mengenalkan pantai dan segala risiko bermain di tempat yang indah ini. Termasuk mengenalkan rip current, fenomena alam yang banyak dijumpai di pantai selatan, dan melihatnya secara langsung.
Rip current inilah yang disinyalir menjadi sebab musibah 13 pelajar SMPN 7 Mojokerto hanyut di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, Selasa kemarin (28/1). Sebanyak 9 orang berhasil diselamatkan, 3 meninggal dunia, dan 1 masih hilang.
“Ketika kita mengalami musibah rip current yang dapat menyapu perenang terkuat sekalipun, maka usahakan tetap tenang jangan panik,” kata instruktur Tim Rescue Baron. “Berusahalah mengikuti arus tadi, ketika sampai di tengah maka arus akan memudar. Setelah itu kita bisa menepi dengan mengikuti arus gelombang laut ke pantai.
Para mahasantri dikenalkan peralatan yang biasa digunakan Tim SAR untuk menyelamatkan korban kecelakaan air ketika tenggelam di laut, di antaranya pelampung dan tambang lempar. Setelah itu, langsung mempraktikkan teknik penyelamatan di laut dengan bimbingan instruktur berpengalaman dari Tim SAR Baron.
![]() |
Praktik penyelamatan kecelakaan air di pantai |
Juga diajarkan bagaimana memperlakukan korban yang sudah berhasil dibawa ke pantai, agar bisa mengeluarkan air yang ditelannya selama tenggelam, sambil menunggu kedatangan tim medis atau ambulans.
Pelatihan ini sangat berharga bagi para mahasantri karena tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung praktik di laut. Ini pengalaman yang menantang dan menambah wawasan mereka tentang keselamatan di pantai.
![]() |
Penyerahan kenang-kenangan kepada Tim SAR Baron |
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran di luar kelas yang diberikan Mahad Aly Qoryatul Qur’an untuk membekali mahasantrinya dengan keterampilan tambahan di bidang sosial dan kemanusiaan.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para mahasantri semakin sadar akan pentingnya keselamatan di lingkungan sekitar, terutama di kawasan perairan. Ilmu yang bermanfaat bagi para mahasantri dan sesama. Semoga Allah memberkahi.
Posting Komentar untuk "Mahasantri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an Ikuti Pelatihan Rescue Pantai Bersama Tim SAR Baron"