Kajian Rutin Selasa Malam di Masjid Baitul Iman Alasombo, Ustaz Didik Efendi Ingatkan Kewajiban Birrul Walidain

Kajian rutin di PPTQ Qoryatul Qur’an Komplek 05 Alasombo atau tepatnya di Masjid Baitul Iman kembali dilaksanakan. Bakda Salat Magrib pada hari Selasa, 14 Januari 2025, dengan pemateri Ustaz Didik Efendi, ST.

Seperti biasa, peserta kajian adalah para santri kelas XII MATQ Qoryatul Qur’an putra ditemani asatiz komplek, dan masyarakat sekitar. Beliau menyampaikan kajian dengan tema birrul walidain, pembahasan relevan untuk pendidikan bagi santri.

Birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban bagi setiap anak, meskipun sedang berjauhan karena belajar di pesantren. Ustaz Didik mengawali dengan membacakan sebuah hadis.

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ « أَحَىٌّ وَالِدَاكَ ». قَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ »

Ada seseorang yang mendatangi Nabi ﷺ, dia ingin meminta izin untuk berjihad. Nabi ﷺ lantas bertanya, 'Apakah kedua orang tuamu masih hidup?' Ia jawab, 'Iya masih.' Nabi ﷺ pun bersabda, 'Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.' (HR Muslim)

Begitu besarnya nilai amalan berbakti kepada orang tua hingga Nabi Muhammad ﷺ menyamakannya dengan jihad fi sabilillah. Berjihad bahkan bisa dengan berbakti kepada kedua orang tua, seperti disebutkan pada hadis di atas.

Ust Didik Efendi
Ustaz Didik Efendi ingatkan tentang kewajiban berbakti pada orang tua

Berbakti kepada orang tua bukan berarti semua perkataan ataupun perintahnya harus di taati. Perlu diperhatikan bahwa jika perintahnya menyimpang dari syariat maka wajib ditolak dengan cara yang paling halus. Kaidahnya, tidak ada ketaatan kepada makhluk jika itu untuk bermaksiat kepada sang pencipta.

Ketika mendapati atau melihat kesalahan orang tua kita maka itu adalah ujian bagi kita untuk tetap berbuat baik kepada orang tua kita bagaimanapun kondisinya karena hal tersebut adalah sebuah kewajiban seorang anak kepada orang tuanya.

- وَعَنْ أَنَسٍ – رضي الله عنه – عَنْ اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ – أَوْ لِأَخِيهِ- مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba dikatakan beriman (dengan iman yang sempurna) hingga ia mencintai tetangganya—atau saudaranya–sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaqun ‘alaih)

Salah satu amalan yang bisa dikerjakan agar memperkuat ikatan persaudaraan dengan sesama muslim adalah dengan saling memberi hadiah. Bahkan cara ini juga bisa menjadikan kebaikan hubungan dengan tetangga kita.

Perlu kita ingat, ketika kita memberi, kita memudahkan, dan kita berbuat baik kepada tetangga, maka niatkanlah atas dasar perintah agama meskipun tetangga kita tidak membalas kebaikan yg kita berikan. Itulah konsep dari ikhlas.

Dasar dari rasa cinta adalah komponen yang digunakan untuk membangun persaudaraan dan membangun keluarga. Semoga Allah senantiasa merahmati kita, memampukan kita berbakti pada orang tua, dan senantiasa baik bersama tetangga.

Kontributor: Ustaz Muhammad Rifa'i

Posting Komentar untuk "Kajian Rutin Selasa Malam di Masjid Baitul Iman Alasombo, Ustaz Didik Efendi Ingatkan Kewajiban Birrul Walidain"