Kesan Alumni, Salwa Nawal Fadhilah: “Qoryatul Qur’an, Pondok Rasa Keluarga yang Mengajarkan Disiplin Waktu”

Dalam perjalanannya menimba ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, Salwa Nawal Fadhilah mengenang masa-masa penting yang ia habiskan di PPTQ Qoryatul Qur’an. Alumni Imtaq angkatan keenam ini menyebut pesantren tersebut sebagai rumah kedua yang penuh kehangatan dan pembelajaran.

“Qoryatul Qur’an merupakan keluarga baru bagi saya,” ungkap Salwa saat menceritakan pengalamannya. Sebagai anak rantau yang jauh dari keluarga, Salwa merasa bahwa Qoryatul Qur’an memberikan suasana kekeluargaan yang erat. “Di mana lagi saya menemukan pondok rasa keluarga selain di Qoryatul Qur’an?” lanjutnya.

Salwa mengakui bahwa kehidupan di PPTQ Qoryatul Qur’an dipenuhi dengan aktivitas yang padat. “Pagi setoran, siang KBM, sore murajaah, malam belajar mandiri, dan mempersiapkan setoran untuk esok hari. Jadwal kami sangat penuh,” kenangnya.

Namun, ia justru merasa aturan yang ketat dan dukungan teman-teman di pondok membuat segala kegiatan menjadi teratur. “Jika tidak ada aturan yang jelas dan teman-teman yang selalu mengajak, pasti jadwal akan berantakan dan hafalan tidak memenuhi target. Tapi di Qoryatul Qur’an, semuanya berjalan dengan baik,” katanya.

Salwa Nawal Fadhilah
Salwa Nawal Fadhilah: “Qoryatul Qur’an, pondok rasa keluarga yang mengajarkan disiplin waktu”

Menurut Salwa, kedisiplinan dan manajemen waktu yang ia pelajari di pondok menjadi bekal berharga dalam menjalani kehidupan di perantauan. “Semua itu menjadi landasan saya sekarang untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin,” ujarnya dengan penuh rasa syukur.

Bagi Salwa, Qoryatul Qur’an bukan sekadar tempat menimba ilmu agama, tetapi juga tempat yang membentuk karakter dan kedekatan emosional. Kehangatan suasana pondok dan kedisiplinan yang diterapkan membuatnya merasa betah dan selalu merindukan suasana tersebut.

“Qoryatul Qur’an mengajarkan banyak hal yang tidak hanya bermanfaat untuk kehidupan dunia, tetapi juga untuk bekal akhirat,” pungkas Salwa. Kenangan mondok itu tak akan pernah bisa hilang dari ingatannya, menjadi masa terindah bagian dari hidup yang dilalui.

Kesaksian Salwa adalah salah satu contoh bagaimana Qoryatul Qur’an berhasil membentuk santri-santrinya menjadi pribadi yang disiplin, tangguh, dan dekat dengan nilai-nilai agama. Semoga pengalamannya dapat menjadi inspirasi bagi santri yang masih mondok untuk terus memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.

Posting Komentar untuk "Kesan Alumni, Salwa Nawal Fadhilah: “Qoryatul Qur’an, Pondok Rasa Keluarga yang Mengajarkan Disiplin Waktu”"