Majelis Bersama Asatiz Soloraya dalam Kegiatan Mukhoyyam dan Silatul Ukhuwah di Bumi Perkemahan Qoryatul Qur’an Alasombo

Gabungan empat Ma’had Aly melaksanakan kegiatan berkemah di Bumi Perkemahan Qoryatul Qur’an di Desa Alasombo, yakni Ma’had Aly Qoryatul Qur’an, Ma’had Aly Baitul Hikmah Sukoharjo, Ma’had Aly Baitul Qur’an Wonogiri, dan Ma’had Aly Tarbiyatul Ummah Sukoharjo.

Kegiatan berkemah dengan nama Mukhoyyam dan Silatul Ukhuwah ini mengusung tema besar “Peran Santri dalam Membangun Negeri”. Dilaksanakan selama dua hari, yakni Selasa-Rabu, 12-13 November 2024.

Di hari pertama mukhayyam, berkenan hadir para asatiz senior Soloraya, para pendiri pesantren, untuk memberikan nasihat-nasihat kepada para mahasantri dan asatiz yang hadir di Bumi Perkemahan Qoryatul Qur’an Alasombo.

Di hadapan segenap mahasantri yang mengikuti mukhoyyam, Ustaz Muzayyin Marzuki menyampaikan nasihat. Di antaranya, beliau menegaskan agar para mahasantri mempelajari Al-Qur’an dan ulumuddin sebagai ilmu utama atau pokok yang kemudian didukung ilmu ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya. Bukan sebaliknya, kita mengutamakan mendalami ilmu dunia dan menganggap ilmu agama sekadar pendukungnya.

Menurut Ustaz Muzayyin, para santri ada waktunya akan menjadi orang besar. Kalau sampai orang besarnya orang munafik, sekular, maka hancurlah negeri ini. Sudah waktunya, giliran santri yang harus menjadi orang-orang besar itu.

Ustaz Muzayyin
Ustaz Muzayyin memotivasi santri agar kelak jadi pemimpin di negeri ini

Tidak mungkin kita bisa membangun negeri ini tanpa tauhid. Sudah saatnya para ahli tauhid untuk berpikir ke sana. Bersamaan mengenal agama Allah maka harus memimpin. Wacana kepemimpinan bersamaan dengan doktrin tauhid.

وَلَـقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِىَ الصّٰلِحُوْنَ

Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. (QS Al-Anbiya : 105)

Jadi sejak dulu, bumi telah dituliskan oleh Allah sebagai pusaka bagi orang-orang saleh. Maka para politikus saleh-lah yang harus menjadi pemimpin di negeri ini. Pemimpin saleh-lah yang harus mengurus negeri ini. Bukan yang lain.

Ustaz Ihsan Saifuddin menyampaikan sebuah syair dari Imam Syafi'i yang menyebut diri sebagai bukan orang saleh karena ketawadukannya. Imam Syafi'i mengatakan bahwa ia mencintai orang-orang saleh dengan harapan bisa mendapatkan syafaat.

Ustaz Ihsan kemudian mengingatkan bahwa ciri ahlus sunnah adalah yang menyukai persatuan. Maka dengan adanya mukhayyam empat Ma’had Aly akan terbentuk silatul ukhuwah, saling merasa menjadi bagian dari yang lain.

Karakteristik muslihun yang saleh beramar makruf nahi munkar harus berani mengambil risiko. Bersabar dengan risiko yang menimpa. Muslihun ini mencintai Allah dan dicintai Allah, bukan sembarangan orang.

Selanjutnya, berkenan memberikan nasihat, Ustaz Zuhal Abdurahman, yang mengajak agar menyatukan hati para pejuang dakwah. Beliau bergembira dengan adanya mukhayyam bersama antar Ma’had Aly ini. Harapannya pada mukhayyam selanjutnya bisa ditambah lagi Ma’had Aly yang ikut.

Setelah itu, Ustaz Ibad Sutono mengapresiasi kegiatan mukhoyyam ini dan tema yang diusung begitu luar biasa, “Peran Santri dalam Membangun Negeri”. Menurut beliau, secara institusi, NKRI ini adalah negeri muslim karena perumusan kemerdekaan didasari berkat rahmat Allah.

Ustaz Ibad mengingatkan tentang Hari Santri Nasional yang memperingati Resolusi Jihad yang menjadi pembakar semangat juang dalam mempertahankan kemerdekaan. Bung Tomo bahkan menggunakan takbir sebagai pemantik semangat para pahlawan. Maka santri harus membangun negeri yang sudah merdeka ini.

Lanjut kemudian Ustaz Agus Syarifudin yang menyebut tempat mukhayyam adalah tempat yang tepat untuk merefresh kembali pada semangat juang. Merawat peninggalan para sesepuh kita dengan semangat kaderisasi.

Mukhoyyam
Majelis bersama asatiz Soloraya

Tarbiyah askariyah seperti ini menjadi bagian asas terpenting dalam pendidikan Islam, sebagai ikhtiar untuk menyiapkan generasi muda dan umat untuk siap berjihad di jalan Allah, menuju tegaknya Islam di muka bumi.

Selanjutnya, giliran Ustaz Yusuf Dani Chandra yang mengajak santri menjadi laki-laki yang rupawan, kaya, sehat, dan saleh. Kemudian untuk mendukung program pemerintah tentang ketahanan pangan, maka usahakan pesantren memiliki program pertanian atau peternakan untuk menyiapkan logistik dalam berjuang menegakkan agama.

Nasihat berikutnya oleh Ustaz Muhammad Amin. Beliau menyampaikan bahwa dengan peran santri membangun negeri, demi kebaikan negeri, adalah membangun akhlak, pendidikan, dan kesejahteraannya.

Ustaz Susanto mewakili PPTQ Qoryatul Qur’an, menyampaikan pesan agar hati-hati para mahasantri bisa bersatu dengan mengikuti mukhoyyam ini agar terbentuk silatul ukhuwah. Bisa menjadi generasi pilihan yang menjadikan dakwah sebagai napas yang tak boleh ditinggalkan.

Sebagai penutup, Ustaz Fajar Murdiyanto menyampaikan nasihat. Membangun negeri menurut beliau harus ada nilai membina. Butuh kekuatan lahir dan batin yang tidak bisa instan, di dalamnya harus ada istikamah. Memulai itu gampang, meneruskan sampai konsisten itulah yang tidak mudah. Maka mukhoyyam ini harus berkelanjutan.

Acara diwarnai dengan penyematan topi Taruna Almaqdisi kepada para asatiz sesepuh untuk menjadi para pembina dari para santri Taruna Almaqdisi PPTQ Qoryatul Qur’an. Sesi berakhir dengan makan siang dan Salat Zuhur.

Posting Komentar untuk "Majelis Bersama Asatiz Soloraya dalam Kegiatan Mukhoyyam dan Silatul Ukhuwah di Bumi Perkemahan Qoryatul Qur’an Alasombo"