Aisyah Ulin Nuha, Santri MATQ Qoryatul Qur’an Kelas XII Matiq Selesaikan Hafalan 30 Juz

Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, petunjuk bagi seluruh umat manusia. Kemudahannya untuk dihafal menjadi salah satu keistimewaannya yang menjadi wasilah kemurniannya.

Dalam sejarahnya, Al-Qur’an tidak hanya membawa kemuliaan bagi mereka yang mempelajari dan mengamalkannya, tetapi juga menjadi penjaga kehidupan yang terarah dan penuh keberkahan.

Di tengah kesibukan dunia, hadir generasi muda yang berjuang menjadi penghafal Al-Qur’an. Mereka tidak hanya membawa kebahagiaan bagi keluarga, tetapi juga menjadi teladan bagi masyarakat. Salah satunya adalah salah satu santri MATQ Qoryatul Qur’an, Aisyah Ulin Nuha.

Pada hari Sabtu, 30 November 2024, santri kelas XII Matiq yang akrab disapa Ulin ini telah menyelesaikan setoran hafalan 30 juz Al-Qur’an, dengan juz terakhir yang disetorkan adalah juz 25. Prosesi setoran hafalan ini berlangsung di Gedung Baru Komplek 07 Jetis disimak oleh Ustazah Aisyah Munawaroh.

Aisyah Ulin Nuha
Aisyah Ulin Nuha

Ulin, yang berasal dari Demak, merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Putri pasangan Bapak Muzahid dan Ibu Tri Puji Hastuti ini dilahirkan pada 23 November 2007. Ia berproses menghafal Al-Qur’an selama dua tahun empat bulan.

Ulin menghafal ayat-ayat Allah ini dengan metode hafalan per ayat yang kemudian digabungkan. “Maasyaallah sangat luar biasa,” ungkap Ulin saat menceritakan perasaannya setelah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an.

Menghafal Al-Qur’an bagi Ulin adalah bagian dari perjalanan hidup yang mengajarkan kedisiplinan dan keikhlasan. Dengan hobi menggambar, menulis, dan membaca, Ulin tetap mampu menyeimbangkan waktu untuk belajar dan menghafal.

Saat ditanya cita-citanya, Ulin pun tak tanggung-tanggung mengatakannya, ia ingin menjadi hafizah mutqin 30 juz, sekaligus menjadi dokter dan relawan di luar negeri, serta punya impian bisa umrah bersama keluarga.

Ulin selalu terinspirasi oleh perjuangan orang tuanya dan para pejuang Islam. “Karena di setiap kebahagiaan kita terdapat tetes keringat perjuangan orang tua,” tuturnya. Maka selesai ziyadah 30 juz ini adalah hadiah terindahnya buat kedua orang tua.

“Daripada membandingkan dirimu dengan orang lain, lebih baik kamu memikirkan apa yang ingin kamu lakukan, apa yang kamu butuhkan, dan orang seperti apa yang kamu inginkan. Jangan terburu-buru membebani dirimu sendiri,” katanya.

Untuk teman-teman yang tengah meniti jalan sebagai penghafal Al-Qur’an, Ulin memberikan pesan singkat namun penuh makna, “Teruslah berusaha.” Ketekunan dan istikamah menjadi kunci utamanya. Tidak hanya untuk menghafal, tetapi juga menjaga dan mengulang hafalan agar tetap mutqin.

Proses perjuangan Ulin dalam menghafal Al-Qur’an adalah bukti bahwa kemuliaan Al-Qur’an akan mengangkat derajat mereka yang mencintainya. Semoga Ulin terus istikamah dan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya. Semangat selalu, Ulin!

Kontributor: Ustazah Ratry Fatmawati

Posting Komentar untuk "Aisyah Ulin Nuha, Santri MATQ Qoryatul Qur’an Kelas XII Matiq Selesaikan Hafalan 30 Juz"