Pengajian Qoryatul Qur’an bersama Warga Jurang Pijiharjo, Ustaz Salman Al Farisi Ajak Persiapkan Anak Menjadi Investasi Dunia dan Akhirat

Sabtu, 19 Oktober 2024. PPTQ Qoryatul Qur’an kembali mengadakan pengajian bersama warga Dukuh Jurang Desa Pijiharjo di Masjid Fisabilillah Jurang. Tim Dakwah yang berangkat ada 5 orang, yakni Ustaz Salman Al Farisi, Pak Hendri Setiawan, Ustaz Abdul Mu'in, Ustaz Aldi Hermawan, dan Pak Wakhid Syamsudin.

Tim Dakwah PPTQ Qoryatul Qur’an berangkat dalam cuaca hujan deras. Bersyukur bakda Salat Magrib hujan mereda sehingga warga Dukuh Jurang pun berdatangan untuk menghadiri pengajian di Masjid Fisabilillah.

Sambil menunggu jemaah berkumpul, Ustaz Abdul Mu'in tilawah Al-Qur’an menggunakan pengeras suara masjid. Pertemuan dipandu oleh Ustaz Aldi Hermawan sebagai pembawa acara. Tausiah disampaikan oleh Ustaz Salman Al Farisi Al Hafizh.

Tidak Sama Orang Berilmu dan Tidak Berilmu

Ustaz Salman Al Farisi mengawali penyampaian kajian dengan membacakan Surat Az-Zumar ayat 9, yang berisi tentang pernyataan bahwa beda antara orang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Katakanlah, ‘tidak mungkin disamakan antara orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu.” (QS. Az-Zumar 39: Ayat 9)

Tidak berilmu adalah kejahatan. Seorang anak yang tidak memahami ilmu tentang bakti pada orang tua, maka ketika sakit disia-siakannya bahkan dibuangnya orang tua sakit yang sudah tua itu. Inilah ketiadaan ilmu yang berujung kejahatan. Padahal dari rida dan murka orang tua itu akan mendatangkan rida dan murka Allah.

Ustaz Salman QQ
Ustaz Salman Al Farisi sampaikan pentingnya ilmu

Sebagai orang tua, jangan sampai membiarkan anak tidak belajar. Teruslah memberi dukungan agar anak mau belajar. Di sekolah, pastikan anak mendengarkan ilmu yang disampaikan oleh guru. Jangan terkecoh dengan fenomena anak berangkat sekolah tapi tidak sampai di sekolahan.

Dalam menuntut ilmu pun, anak harus memiliki adab kepada guru selaku pengganti orang tua di sekolah. Tak akan ada keberkahan ilmu ketika anak selaku murid berbuat kurang ajar pada guru. Begitu banyaknya perlakuan buruk yang diperbuat murid pada guru di zaman ini.

Ilmu menjadi penting karena tanpanya maka kehidupan akan kacau. Betapa mengerikan ketika negara dipimpin orang yang tidak berilmu. Dalam segala hal, ilmu itu penting. Bertani pun kita tak hanya asal menanam tanpa tahu ilmu pertanian.

Ustaz Salman kemudian mengingatkan agar warga Jurang memanfaatkan kesempatan adanya pengajian di Masjid Fisabilillah. Harus memaksa diri sendiri untuk mau hadir dalam majelis taklim agar bisa mendapatkan ilmu untuk bekal dunia dan akhirat.

Kisah Syekh Abdurrahman Al-Haffar, Penggali Kubur yang Menjadi Ulama Besar 

Ustaz Salman kemudian mengisahkan tentang Syekh Abdurrahman Al-Haffar, ulama besar dari Kota Damaskus, yang dulunya adalah seorang penggali kubur. Awalnya, ia mendapat pengalaman luar biasa saat menggali makam atas permintaan seorang perempuan.

Ketika jenazah diturunkan, ia menyaksikan pemandangan luar biasa yakni taman surga dan malaikat membawa jenazah tersebut. Pengalaman ini membuatnya pingsan, namun orang-orang mengira ia hanya berimajinasi.

Beberapa bulan kemudian, pengalaman serupa terulang dengan jenazah lain, yang juga dari permintaan perempuan yang sama. Penggali kubur itu, yang penasaran, akhirnya bertanya kepada perempuan tersebut.

Perempuan itu menjelaskan bahwa kedua jenazah adalah anaknya. Yang pertama dimakamkan dulu adalah anaknya yang menjadi santri, sementara yang kedua ini adalah anaknya yang bekerja keras membiayai saudaranya yang menjadi santri menuntut ilmu.

Kejadian itu menginspirasi penggali kubur tersebut tentang keutamaan menuntut ilmu. Lalu ia pergi ke Masjid Jami At-Taubah untuk belajar agama kepada Syekh Said Al-Burhani, meski usianya hampir 50 tahun, ia diterima sebagai murid.

Dengan tekun ia belajar hingga menjadi ulama besar di Damaskus, Syekh Abdurrahman Al-Haffar. Ia membuktikan bahwa siapa saja bisa meraih derajat mulia melalui ilmu yang ikhlas dan sungguh-sungguh. Maka tak ada alasan enggan menuntut ilmu.

Anak Berilmu Menjadi Aset Berharga Orang Tua

Anak saleh yang berilmu merupakan aset berharga orang tua, baik di dunia maupun akhirat. Dalam Islam, anak yang saleh tidak hanya berbakti kepada orang tua tetapi juga membawa kebaikan melalui ilmunya.

Ketika anak tumbuh dengan landasan agama yang kuat, ia tidak hanya mendoakan orang tuanya setelah mereka tiada, tetapi juga menebar manfaat kepada masyarakat melalui ilmu yang dimilikinya.

Ilmu yang dimiliki anak saleh akan menjadi cahaya yang menerangi kehidupannya dan orang-orang di sekitarnya. Selain itu, doa anak yang berilmu dan berbakti adalah salah satu amal yang terus mengalir pahalanya bagi orang tua, bahkan setelah mereka wafat.

Pengajian warga Jurang
Suasana pengajian bersama warga Jurang

Oleh karena itu, mendidik anak menjadi pribadi saleh yang berilmu adalah investasi jangka panjang yang berbuah keberkahan dunia dan akhirat. Maka, marilah kita ikhtiar semampu kita menjadikan anak sebagai pribadi saleh yang berilmu.

Pendidikan Terbaik dengan Memasukkan Anak ke Pesantren

Ustaz Salman kemudian mengisahkan awal mulanya belajar di pondok pesantren di Pulau Jawa, meninggalkan kampung halaman di Lampung. Enam tahun baru pulang. Beliau bersyukur seluruh adik-adik beliau mengikuti jejak menjadi penghafal Al-Qur’an di pesantren.

Memberikan pendidikan terbaik untuk anak adalah impian setiap orang tua. Salah satu pilihan terbaik untuk membentuk karakter dan akhlak anak adalah dengan memasukkannya ke pesantren. Di pesantren, anak-anak tidak hanya mendapatkan ilmu sebagai landasan kuat bagi kehidupan mereka.

Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang saleh, berakhlak mulia, dan berilmu, siap menjadi generasi penerus yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan orang tua. Mari wujudkan harapan untuk melihat anak kita menjadi insan yang saleh dengan memasukkannya ke pesantren.

Ustaz Salman kemudian menyampaikan bahwa PPTQ Qoryatul Qur’an saat ini telah membuka pendaftaran santri baru untuk seluruh unit pendidikan, utamanya yang mondok yakni unit MTsTQ dan MATQ. Salah satu pesantren yang bisa dipilih orang tua memondokkan anak agar menjadi investasi dunia-akhirat.

Pengajian bersama warga Dukuh Jurang Desa Pijiharjo di Masjid Fisabilillah ini diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Ustaz Salman Al Farisi. Semoga Allah menurunkan keberkahan untuk kita semua, aamiin.

1 komentar untuk "Pengajian Qoryatul Qur’an bersama Warga Jurang Pijiharjo, Ustaz Salman Al Farisi Ajak Persiapkan Anak Menjadi Investasi Dunia dan Akhirat"

  1. Masyaallah, anak-anak saleh/saleha ini yang nantinya akan menggandeng orang tuanya menuju surga. Mendapatkan pendidikan yang terbaik merupakan hak seorang anak yang wajib dipenuhi oleh orang tuanya, apalagi terkait ilmu agama

    BalasHapus