- Kepala Unit MATQ Qoryatul Qur’an
- Wadir Kepengasuhan PPTQ Qoryatul Qur’an
Pada era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir segala aspek kehidupan tercermin di dalamnya, baik itu kebaikan atau pun keburukan. Saatnya dakwah dan penyebaran kebaikan memasuki ranah ini.
Menebar kebaikan dakwah melalui media sosial |
Penting bagi pesantren untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah agar kegiatan dan keberadaannya bisa diketahui oleh masyarakat luas. Terlebih, kecenderungan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tak sembarang orang bisa mengakses ke dalamnya.
Menerjemahkan Kehidupan Pesantren ke Media Sosial
Saat ini, kehidupan manusia sebagian besar berlangsung di media sosial. Jika seseorang ingin dikenal atau ingin menunjukkan kehidupannya, maka ia perlu mengunggahnya di media sosial. Hal ini juga berlaku bagi pesantren.
Kebaikan yang dilakukan di pesantren, jika tidak didokumentasikan dan dipublikasikan, seolah-olah tidak pernah terjadi. Publik tidak akan mengetahui segala amal dan kebaikan yang terjadi di pesantren jika tidak ada upaya untuk menyebarkannya melalui media.
Ini adalah realitas zaman yang harus kita hadapi. Bukan berarti dakwah menjadi sekadar soal pencitraan, tetapi pesan-pesan kebaikan perlu dijangkau oleh orang banyak, dan media sosial menjadi salah satu sarana paling efektif untuk itu.
Publikasi kegiatan pesantren di media sosial adalah bentuk dakwah yang mengikuti perkembangan zaman, tanpa mengurangi esensi keikhlasan dalam beramal. Keikhlasan itu adalah urusan kita kepada Allah ﷻ.
Antara Cara Langit dan Cara Digital
Dalam hal memperkenalkan pesantren, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah cara yang lebih spiritual, yang disebut cara langit. Ini adalah pendekatan di mana segala amal dilandasi dengan keikhlasan, dan Allah-lah yang memperkenalkan keberadaan pesantren kepada publik.
Ketika pesantren benar-benar ikhlas dalam setiap amalnya, Allah ﷻ akan membuatnya dikenal oleh masyarakat, bahkan tanpa publikasi atau promosi. Bisa jadi, tiba-tiba santri berdatangan tanpa disangka-sangka, atau bantuan dana mengalir dengan sendirinya. Cara langit ini adalah jalan keikhlasan yang sempurna, tetapi sangat sulit diterapkan secara konsisten.
Cara kedua adalah dengan memanfaatkan media sosial, karena realitasnya kehidupan kita saat ini ada di media tersebut. Seperti halnya seseorang yang ingin dikenal dengan memposting kehidupannya, demikian juga pesantren harus memanfaatkan media sosial agar kebaikan dan amalnya bisa diketahui banyak orang.
Ini bukan berarti menghilangkan nilai keikhlasan, melainkan memperluas jangkauan dakwah dengan mengikuti perkembangan zaman. Kita justru akan jauh tertinggal ketika tidak mau menerima keberadaan media sosial dan mengabaikan kebermanfaatannya.
Langkah Kongkret: Like, Comment, dan Share
Tindakan sederhana yang bisa dilakukan dalam dakwah media sosial adalah like, comment, dan share. Tiga langkah mudah ini sangat membantu dalam memperluas jangkauan pesan-pesan kebaikan yang dilakukan oleh pesantren.
Jika kita merasa kesulitan untuk melakukan hal sesederhana ini, apakah mungkin kita akan sanggup mengetuk pintu dari rumah ke rumah untuk mempromosikan pesantren? Di sinilah pentingnya kontribusi kecil yang bisa memberikan dampak besar.
Setiap anggota pesantren—dari ustaz hingga santri—memiliki peran dalam memajukan dakwah melalui media sosial. Jangan berharap orang luar pesantren yang akan mempromosikan pesantren kita. Kita sendiri yang harus mengambil peran tersebut. Jika kita tidak melakukan tindakan kecil ini, tidak mungkin orang lain yang akan melakukannya untuk kita.
Menyebarkan Kebaikan: Tanggung Jawab Bersama
Kewajiban memperkenalkan pesantren dan kebaikan yang dilakukan di dalamnya bukan hanya tugas satu atau dua orang, melainkan tanggung jawab bersama. Setiap civitas pesantren memiliki peran dalam memperluas jangkauan dakwah melalui media sosial.
Kebaikan yang dilakukan di pesantren harus didokumentasikan dan dipublikasikan agar diketahui oleh masyarakat. Tanpa usaha ini, kebaikan tersebut hanya akan dikenal dalam lingkup terbatas.
Allah ﷻ sendiri mengenalkan diri-Nya kepada manusia melalui Al-Qur'an. Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi sesuatu harus dikenalkan agar bisa dikenal. Jika pesantren ingin dikenal dan eksistensinya diakui oleh masyarakat, maka harus ada upaya nyata untuk mengenalkannya, salah satunya melalui media sosial.
Penutup
Media sosial adalah sarana yang sangat efektif dalam menyebarkan dakwah dan kebaikan pesantren. Dalam era digital ini, langkah sederhana seperti like, comment, dan share bisa memberikan dampak besar dalam memperluas jangkauan dakwah. Jangan remehkan hal kecil ini, karena dengan dukungan bersama, pesantren bisa dikenal oleh masyarakat yang lebih luas.
Mari kita ambil peran dalam memajukan dakwah pesantren dengan langkah kongkret yang mudah dilakukan. Jangan biarkan kebaikan yang dilakukan di pesantren hanya diketahui oleh segelintir orang. Dengan memanfaatkan media sosial, kita bisa bersama-sama menyebarkan kebaikan dan memperluas dakwah untuk kebermanfaatan umat.
Posting Komentar untuk "Menebar Kebaikan Dakwah Melalui Media Sosial"