Ma’had Baitul Qur’an Wonogiri bersilaturahmi ke PPTQ Qoryatul Qur’an tepatnya di komplek Asemlegi Gabeng pada hari Kamis, 15 Agustus 2024 sekira pukul 09.30 WIB sampai pukul 15.30 WIB.
Tamu diterima langsung di kantor komplek Asemlegi Gabeng lantai 2 oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I beserta segenap jajaran direktorat dan wadiriyah.
Adapun tamu yang berkunjung dipimpin langsung oleh Mudir Ma’had Baitul Qur’an Wonogiri yakni Ustaz Muhammad Luthfi yang ditemani Ustazah Fatmawati, Ustaz Daud, Ustaz Bilal dan lainnya.
Sambutan dan ucapan selamat datang oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I. Kemudian dilanjutkan penyampaian maksud kunjungan oleh Mudir Ma’had Aly Baitul Qur’an Wonogiri Ustaz Muhammad Luthfi.
Menerima kunjungan silaturahmi dari Ma'had Baitul Qur'an Wonogiri |
Ustaz Muhammad Luthfi mengatakan bahwa kunjungan ini selain untuk sambung silaturahmi juga mengabarkan perkembangan pendidikan Baitul Qur'an Wonogiri. Termasuk rencana pada tahun depan akan membuka unit Imtaq Shighor putri.
Untuk itu, beliau ingin meminta nasihat, petunjuk, dan arahan-arahan dari PPTQ Qoryatul Qur’an yang telah berpengalaman sebagai bekal, bahan pemikiran, dan kebijakan untuk pendirian unit pendidikan baru tersebut.
Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I memulai dengan mereview sejarah berdirinya Ma’had Aly Baitul Qur’an yang dulu beliau juga turut terlibat dalam pendiriannya. Pesan beliau “learn history repeat victory”, pelajarilah sejarah dan kembalikan kejayaannya.
Ustaz Setyadi mengingatkan kembali untuk selalu menjaga niat, tujuan, dan khittah pesantren. Ketika hendak beramal dengan membuka unit Imtaq Shighor putri, yang dipikirkan pertama kali bukan fasilitas, bangunan, ijop, dan sebagainya.
Suasana pertemuan di lantai dua komplek Asemlegi Gabeng |
Melainkan diawali dengan menentukan dulu tujuan atau hasil akhirnya. Kemudian siapkan gurunya. Guru yang akan menjadi model atau qudwah bagi para santri. Baru nanti memikirkan kurikulum, fasilitas, dan lain sebagainya.
Selanjutnya sharing oleh Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H yang sudah banyak makan asam garam dalam mengelola komplek santri putri. “Mendidik putri itu lebih berat tantangannya, karena perempuan itu perasaannya yang dikedepankan,” kata Ustaz Luthfi. “Untuk itu cara mendidiknya memakai pendekatan kekeluargaan bukan struktural organisasi.”
Ustaz Edi Casedi, S.Pd.I., M.P.I juga berkenan sharing pengalaman kepengasuhan beliau. Di antara yang disampaikan adalah bahwa pelaksana teknis harus bersambung terus dengan para sesepuh, karena pelaksana teknis itu mengawal visi-misi, khittah, dan harapan para pendiri.
Menurut Ustaz Edi Casedi, sebaiknya yang menjadi top leader satu saja. Jika ada dua pemimpin akan mengakibatkan kebingungan di tataran teknis, karena pasti akan ada ganda kebijakan.
Sharing selanjutnya oleh Ustazah Umi Sa'idah yang menceritakan sejarah kepengasuhan PPTQ Qoryatul Qur’an. Beberapa pendekatan pengasuhan pernah diterapkan di pesantren ini. Baik itu pendekatan peraturan, pendekatan organisasi santri (IST/OSIS), dan sebagainya.
Dari pengalaman pengalaman tersebut, yang paling cocok untuk diterapkan dalam pendidikan santriwati adalah pendidikan kekeluargaan. Jika ada santri yang melanggar bukan diberi hukuman, tapi berupa kafarah atas kesalahan yang telah dilakukan.
Foto bersama di depan pintu masuk komplek Asemlegi Gabeng |
Semoga sharing bersama para pengasuh santri di PPTQ Qoryatul Qur’an ini bisa membuka wawasan dan memberikan inspirasi bagi Ma’had Baitul Qur’an Wonogiri dalam rangka mempersiapkan pembukaan unit baru Imtaq Shighor putri. Semoga Allah meridai.
Kontributor: Ustaz Agus Tansyah, S.Pd.I
Posting Komentar untuk "Bersiap Membuka Unit Imtaq Shighor, Ma’had Baitul Qur’an Wonogiri Studi Tiru ke PPTQ Qoryatul Qur’an"