Bertempat di Pendapa Gedung Baru PPTQ Qoryatul Qur’an komplek Kauman, para santri kelas 9A dan 9B unit MTsTQ mengikuti kegiatan leadership dengan tema edukasi P3K yang disampaikan oleh petugas Puskestren (Pusat Kesehatan Pesantren).
Tepatnya pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024 dimulai pukul 09.00 WIB sampai 10.45 WIB, dengan pembicara Ustaz Aldi Hermawan dari Puskestren yang juga merupakan salah satu driver ambulans QQ Peduli. Ditemani oleh Ikhwanul Dzikro, mahasantri Ma’had Aly Qoryatul Qur’an, sebagai wali kelas pendamping.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan pada santri terkait peralatan P3K, termasuk penanganan pertama pada kegawatdaruratan. Harapannya, santri bisa memberi bantuan awal saat terjadi insiden yang tak diinginkan, sebelum nantinya tetap harus ditolong tim medis.
Ustaz Aldi Hermawan sampaikan materi tentang P3K |
“Niatkan semua karena Allah,” kata Ustaz Aldi mengingatkan, saat memulai penyampaian. “Berusahalah menjadi manusia yang bermanfaat dan berguna bagi sesama. Jadikan hidup kita peluang amal jariah karena kita tidak tahu amalan mana yang memasukkan kita ke dalam surga kelak.”
Di antara yang disampaikan oleh Ustaz Aldi Hermawan adalah pengenalan alat-alat P3K beserta fungsinya. Kemudian praktik tata cara menggunakan tabung oksigen, tata cara penanganan pasien pingsan, dan praktik tata cara RJP (resusitasi jantung paru).
Apa Itu P3K?
P3K adalah singkatan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban secara cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.
Tujuan P3K adalah untuk mencegah cedera bertambah berat dan menunjang upaya penyembuhan. P3K menggunakan pengobatan yang sederhana seperti seperti pemberian cairan antiseptik pada luka, pemberian oralit pada diare, pemberian obat maag pada maag, mengistirahatkan pasien yang sakit, dan sebagainya.
Pertolongan Pertama pada Orang Pingsan
Di antara yang disampaikan oleh Ustaz Aldi adalah pertolongan pertama pada orang yang pingsan. Ini seringkali dialami santri ketika ada acara luar ruangan dengan cuaca panas. Lalu bagaimana cara menangani ketika ada teman kita yang pingsan?
“Jangan panik,” kata Ustaz Aldi. “Kepanikan justru akan memperkeruh suasana. Beri ruang yang luas agar pasien mendapatkan udara yang cukup. Segera ambil minyak kayu putih. Beri olesan minyak kayu putih di hidung, atau cukup dihirupkan.”
Dalam menangani orang pingsan, bila tidak terdapat perdarahan di kepala, tidurkan secara terlentang. Usahakan posisi kaki lebih tinggi dari kepala. Longgarkan pakaian pasien. Rangsang kesadaran dengan memanggil nama dan menggoyangkan anggota tubuhnya.
“Apabila telah sadar, ajukan pertanyaan ringan. Dudukkan pasien dengan perlahan sembari menunggu kursi roda atau tandu. Angkat pasien dengan perlahan, ajak pasien berkomunikasi agar tetap terjaga,” lanjut Ustaz Aldi. “Segera bawa ke UKP (unit kesehatan pesantren) atau tempat yang aman. Beri air putih dan biarkan ia istirahat.”
Pertolongan Pertama pada Luka
Kemudian Ustaz Aldi Hermawan melanjutkan dengan pembahasan tentang pertolongan pertama pada luka. Luka dibagi tiga: luka memar, luka berdarah, dan perdarahan. Ketika mendapati ada yang luka, segera bawa ke tempat yang aman.
“Untuk luka memar, istirahatkan bagian tubuh yang memar itu, jangan untuk aktivitas dulu,” kata Ustaz Aldi Hermawan. “Berikan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan di dalam.”
Sementara untuk menolong luka berdarah bisa diawali dengan membersihkan luka menggunakan alkohol. Gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyebab infeksi. Usapkan ke bagian yang luka dengan lembut. Tutup dengan plester untuk menghindari benturan.
Pertolongan pertama pada luka perdarahan. Bersihkan luka dengan air bersih yang mengalir, dapat juga dibersihkan menggunakan rivanol, alkohol atau NACL. Gunakan antiseptik secukupnya, lalu balut luka, pastikan tertutup dengan sempurna.
Pertolongan Pertama pada Terkilir
Selanjutnya, Ustaz Aldi menyampaikan tentang cara menolong orang terkilir. “Kompres perlahan pada bagian yang terkilir. Kompres dingin bertujuan untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan. Kemudian balutlah dengan perban elastisitas.”
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan upaya pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas dan henti jantung karena berbagai alasan, seperti serangan jantung, kecelakaan, atau tenggelam.
Teknik resusitasi jantung paru terbagi menjadi tiga tahapan yang dikenal dengan istilah C-A-B (compression, airways, breathing). Compression atau kompresi dada dilakukan dengan meletakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban dan tangan lainnya di atas tangan pertama.
Berikan tekanan di dada korban sebanyak 100–120 kali per menit, dengan kecepatan 1–2 tekanan per detik hingga pertolongan medis datang atau hingga korban menunjukkan respons.
Airways atau membuka jalur napas, dilakukan saat korban tidak kunjung menunjukkan respons setelah diberikan kompresi dada. Untuk membuka jalur napas, kita bisa mendongakkan kepala korban dengan meletakkan tangan di dahinya, kemudian angkat dagu korban secara perlahan.
Reathing atau memberi napas bantuan, dilakukan ketika korban tetap tidak menunjukkan tanda-tanda pernapasan. Pemberian napas buatan dari mulut ke mulut atau mulut ke hidung bila mulut korban terluka parah atau sulit dibuka.
Demikian penyampaian Ustaz Aldi Hermawan tentang edukasi P3K yang disampaikan kepada santri putra kelas 9A dan 9B unit MTsTQ Qoryatul Qur’an. Semoga menambah wawasan bagi santri dan bisa dipahami untuk selanjutnya dimanfaatkan saat menjumpai kondisi-kondisi darurat tersebut.
Posting Komentar untuk "Santri Kelas 9A dan 9B MTsTQ Qoryatul Qur’an Putra Ikuti Edukasi P3K dan Penanganan Pertama pada Pasien Pingsan"