Ustaz Sutardi: Memelihara Keluarga dari Api Neraka

Iman adalah nikmat Allah paling tinggi. Ciri yang dibawanya adalah qalbun salim, hidup hatinya. Samikna waatakna atas perintah Allah. Islam adalah nikmat karunia Allah. Jangan sekali-kali mati kecuali berada dalam keislaman. Islam adalah berserah diri kepada Allah.

Ciri penduduk surga yang terlihat di dunia adalah wajah yang berseri. Mudah tersenyum kepada teman saat berjumpa. Wajah yang bercahaya itu adalah pancaran dari wudu yang dijaga. Di akhirat nanti, Rasulullah mengenali umat beliau dari cahaya wajah itu.

Ustaz Sutardi
Ustaz Sutardi mengajak hadirin menjaga keluarga dari api neraka

Sebagai umat Rasulullah yang beriman dan memeluk Islam, kita diperintahkan menjaga keluarga agar terhindar dari siksa api neraka. Sebagaimana yang Allah firmankan pada Surat At-Tahrim ayat 6:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Secara tersurat, ayat tersebut ditujukan kepada seorang lelaki yang menjadi suami dan ayah. Ia punya kewajiban membahagiakan keluarga dan menyelamatkan keluarga. Jangan sampai menjadi ayah dan suami yang tidak peduli.

Ada kondisi yang harus diwujudkan seorang kepala keluarga dalam rumah tangga agar bisa bahagia sampai ke surga dan selamat dari api neraka. Ini harus menjadi satu visi dan misi kita dalam membina keluarga yang islami dan diridai Allah.

Suami yang Membawa Keluarga ke Surga

Untuk bisa terhindar dari api neraka, suami hendaklah bisa membawa keluarga yang dipimpinnya untuk ke surga. Setidaknya ada 4 kriteria yang harus diwujudkan sebagai suami.

1. Suami tegak sebagai imam keluarga

Suami yang tegak berdiri menjadi imam salat bagi keluarga. Harus menjaga ibadah fardu, tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apa pun. Berdiri di depan memimpin istri dan anak yang menjadi makmumnya.

Dalam hukum nikah Islam, suami yang tidak salat telah merusak hubungan pernikahan itu. Ia tidak akan bisa membawa keluarganya ke surga. Maka istri hendaklah turut aktif dalam membentuk suami menjadi imam dalam keluarga.

2. Suami memberi nafkah keluarga

Suami punya kewajiban memberi nafkah bagi keluarga. Hendaklah ia bekerja menjemput rezeki yang halal untuk keluarga dengan penuh tanggung jawab. Nafkah yang diberikan adalah menyesuaikan kemampuan yang sudah dimaksimalkan.

Tidak sepantasnya yang mencari nafkah adalah istri, sementara suami tidak mau bekerja dan justru menghabiskan penghasilan istri. Rezeki hasil dari istri adalah sedekah. Kecuali ketika suami diuji Allah dengan kondisi tak bisa bekerja misalnya sakit parah.

3. Suami yang menyayangi keluarga

Suami hendaklah menyayangi keluarga tanpa pilih kasih. Berusaha membahagiakan anak dan istri. Tidak berlaku kasar pada mereka. Islam tidak membenarkan sama sekali segala bentuk tindakan KDRT.

4. Suami yang mendoakan keluarga

Suami selain mengarahkan secara langsung kepada anak dan istri dengan memberi teladan maupun nasihat-nasihat, hendaklah melibatkan Allah dengan selalu mendoakan kebaikan untuk keluarga yang dipimpinnya.

Dengan mewujudkan suami yang masuk 4 kriteria di atas, maka kepala keluarga telah menunaikan kewajiban menjauhkan anak dan istri dari api neraka. Namun, itu belum cukup. Hendaklah ada support dari anggota keluarga yang lain, yakni istri dan anak yang siap bersama ke surga.

Istri yang akan masuk surga adalah yang melaksanakan salat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menutup aurat, dan taat pada suami. Sementara istri yang menjadi ahli neraka adalah yang gemar berkata kasar pada suami, tidak qanaah dengan pemberian suami, tidak menutup aurat, dan tidak mau berdoa.

Anak yang siap bergabung ke surga bersama orang tua adalah yang menerapkan birrul walidaini. Berusaha melakukan kebaikan dan berbakti kepada kedua orang tua. Jangan sekali-kali durhaka, karena tak ada surga bagi anak yang durhaka.

Resume kajian Ahad Pagi di Masjid Widad El Fayez, Komplek Asem Legi, Gabeng, pada 25 Agustus 2024 disampaikan oleh Ustaz Sutardi, S.Ag (Penyuluh Agama Kecamatan Weru)

Posting Komentar untuk "Ustaz Sutardi: Memelihara Keluarga dari Api Neraka"