Selasa pagi, 13 Agustus 2024. PPTQ Qoryatul Qur’an menerima kunjungan silaturahmi dari Yayasan Irmas Sukoharjo yang ingin melakukan study banding pengelolaan pendidikan. Tamu diterima di kantor komplek Asemlegi Gabeng lantai 2.
Tamu disambut oleh Direktur Operasional PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Hartanto, S.Pd.I ditemani Ustaz Bambang Wahyudi, SE, Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., MH, Ustaz Nasrudin, Ustaz Salman Al Farisi, dan Ustaz Muhammad Negus.
Menghadirkan juga Tim Dakwah Qoryatul Qur’an dari unit Griya Tahfizh QQ, QQ Peduli, dan QQ Media, yaitu Ustaz Adi Prayogo, M.Pd, Ustaz Raihan Afif Ilyasa, S.Pd, Ustaz Shofa Wibi Mahardika, S.Pd, Ustaz Aldi Hermawan, dan Pak Wakhid Syamsudin.
Pertemuan diawali dengan penyampaian dari Ustaz Indarto selaku pengurus Yayasan Irmas Sukoharjo yang menyampaikan maksud dan tujuan kerawuhan di Weru ini. Intinya, Yayasan Irmas ingin menggali informasi dan inspirasi dari PPTQ Qoryatul Qur’an.
Tamu dari Yayasan Irmas Sukoharjo |
Ustaz Indarto kemudian mengenalkan tim yang turut hadir bertamu di Qoryatul Qur’an ini. Di antaranya adalah Ustaz Amir selaku dewan pembina, Ustaz Harno selaku manager Lazis Irmas, Ustaz Zulfikar selalu pembina di Rumah Qur’an, Ibu Mulyani selaku sekretaris yayasan, dan Ibu Aisyah selalu bendahara yayasan.
Ustaz Amir selaku Dewan Pembina Yayasan Irmas Sukoharjo menambahkan beberapa poin melengkapi apa yang disampaikan oleh Ustaz Indarto. Menurut beliau, semenjak membuka pendidikan Rumah Qur’an di Tiyaran Bulu, Irmas memang sedang banyak bersilaturahmi ke lembaga dakwah sekitar.
Selain untuk menimba ilmu dan study banding di lembaga dakwah lain, silaturahmi ini juga mengantisipasi adanya potensi rivalitas dalam mengurus dakwah. Sehingga tidak perlu bersaing melainkan harus saling bersinergi.
Ustaz Amir mengatakan bahwa Irmas sudah lama berdiri dengan kegiatan sosial kemanusiaan dan dakwah. Kemudian mendirikan TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) untuk mengatasi buta huruf Al-Qur’an, lalu RA (Raudhatul Athfal), dan Rumah Qur’an. Dan kini akan mendirikan MI.
Untuk itulah kemudian Yayasan Irmas Sukoharjo melakukan kunjungan study banding untuk menggali inspirasi dari Qoryatul Qur’an dalam hal pendidikan, manajemen keuangan, sumber pendanaan, lazis, dan sebagainya.
Selanjutnya, Direktur Operasional PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Hartanto, S.Pd.I menanggapi sekaligus mengucapkan selamat datang untuk para tamu. Beliau berharap silaturahmi ini bisa mengeratkan ukhuwah dakwah para dai Sukoharjo yang di kota dan di desa.
Ustaz Hartanto mengapresiasi niat baik Yayasan Irmas Sukoharjo yang semula bergiat dalam dakwah sosial ingin meluaskan dakwah menuju ke pendidikan akademik berbasis Al-Qur’an. Bahkan berkenan belajar ke Qoryatul Qur’an yang sebenarnya juga belum sempurna, masih anak-anak jelang remaja berusia 13 tahun.
Pertemuan yang dilaksanakan dengan suasana santai ini berlangsung lancar. Saling bertanya dan berbagi pengalaman dalam pengelolaan lembaga pendidikan yang sudah ada dan sedang dalam proses perencanaan. Banyak poin menjadi catatan sebagai hasil study banding ini.
Ustaz Hartanto mengatakan bahwa PPTQ Qoryatul Qur’an ini berdiri bukan untuk diri sendiri saja, tapi untuk umat Islam keseluruhan. Ini dibuktikan dengan support Qoryatul Qur’an kepada pesantren lain atau lembaga pendidikan lain, terutama dalam penugasan tenaga pendidik.
Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H mengatakan bahwa di Qoryatul Qur’an ada pimpinan pusat yang membawahi pendidikan akademik dan non akademik, yang menjembatani keinginan yayasan dan ekspektasi para donatur pada pesantren. Memastikan berkesinambungannya pendidikan, filosofi, dan prinsip-prinsip yang dijalankan.
Menurut beliau, Qoryatul Qur’an adalah pesantren kaderisasi, jadi ustaz yang ada memang disiapkan untuk kaderisasi dakwah. Awalnya mengajukan permohonan asatiz lulusan berbagai ma'had, barulah kemudian punya ma'had aly sendiri untuk penyiapan kader.
Penyerahan kenang-kenangan |
Terkait dengan banyaknya donatur masuk, sebenarnya adalah imbas balik karena kita beradab dalam menyambut tamu dan amanah dalam mengelola titipan. Qoryatul Qur’an terbiasa membuat program dulu, kerjakan, baru nanti donasi akan bermunculan setelah melihat aksi kita.
Ustaz Bambang Wahyudi mengingatkan kembali tentang filosofi start from the end atau memulai segala sesuatu dari hasil akhirnya. Diibaratkan kalau ingin memasak, jangan dulu beli bahan dan bumbu, tapi harus menentukan dulu mau masak apa. Jangan sampai ada bahan dan bumbu tak terpakai dan terbuang sia-sia.
Jadi intinya, tentukan dulu tujuan akhir yang ingin dicapai. Setelah itu baru menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam upaya menggapai tujuan tersebut. Begitulah yang selama ini diterapkan di Qoryatul Qur’an.
Setelah berdiskusi dan saling tukar informasi serta pengalaman dalam pengelolaan dakwah, acara dilanjutkan penyerahan kenang-kenangan dari Yayasan Irmas Sukoharjo untuk PPTQ Qoryatul Qur’an.
Berkunjung ke komplek-komplek Qoryatul Qur'an |
Selanjutnya, seluruh tamu diajak melihat langsung ke komplek-komplek pesantren yang tersebar di Weru. Semoga dengan silaturahmi ini, banyak hal yang bisa diambil sebagai inspirasi oleh Yayasan Irmas Sukoharjo.
Seneng banget dengan adanya kegiatan study banding begini. Jadi setiap lembaga pendidikan bisa saling bersinergi dalam bidang pengelolaan pendidikan. Nantinya penting sekali untuk kemajuan dakwah Islam.
BalasHapusWah, sepakat banget dengan statementnya Ustaz Bambang Wahyudi tentang filosofi start from the end atau memulai segala sesuatu dari hasil akhirnya. Menentukan tujuan akhir dulu, setelahnya baru menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam upaya menggapai tujuan tersebut.
BalasHapusKeren dengan prinsip membuat program dulu, kerjakan, baru nanti donasi akan bermunculan setelah melihat aksi. Jadi membuktikan bahwa tanpa donasi masih bisa berjalan programnya
BalasHapus