Pengajian Qoryatul Qur’an dengan Warga Jurang Pijiharjo, Ustaz Harjanto Mendalang Punakawan: Jangan Salah Memilih Teman

Sabtu, 31 Agustus 2024. PPTQ Qoryatul Qur’an kembali mengadakan pengajian bersama warga Dukuh Jurang Desa Pijiharjo di Masjid Fisabilillah Jurang. Tim Dakwah yang berangkat ada 6 orang beserta Ustaz Harjanto dari Bulakrejo, Sukoharjo selaku pemateri kajian.

Berangkat menggunakan armada ambulans QQ Peduli, keenam anggota tim yang berangkat dipimpin oleh Ustaz Salman Al Farisi, Pak Hendri Setiawan selaku driver, ditemani Ustaz Abdul Mu'in, Ustaz Surya Adi Prasetyo, Ustaz Aldi Hermawan, dan Pak Wakhid Syamsudin.

Pengajian dilaksanakan bakda Salat Magrib, dipandu oleh Ustaz Aldi Hermawan sebagai pembawa acara. Sambutan tunggal oleh Bapak Larman selaku kepala dusun sekaligus mewakili takmir. Setelah sambutan, acara inti kajian disampaikan oleh Ustaz Harjanto.

Ustaz Harjanto
Ustaz Harjanto berdakwah dengan wayang

Ustaz Harjanto spesial malam ini menggunakan baju dalang berupa surjan lurik dan blangkon. Bahkan beliau membawa wayang kulit yaitu punakawan. Beliau memulai dengan membacakan Surat Al Furqan ayat 27-28.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا ۝ يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِىْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا ۝

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).”

Setelah membacakan ayat di atas, Ustaz Harjanto menerangkan tentang wayang punakawan yang konon berasal dari kata: pana yang artinya mengetahui dengan jelas, dan kawan artinya: teman atau sahabat. Artinya, dalam hidup hendaknya memilih teman yang tepat agar tak menyesal seperti disebutkan ayat di atas.

Ustaz memulai dengan mengeluarkan wayang Semar. Semar matanya merembes ada blobok-nya yang bermakna kuatnya tirakat. Banyak pitutur luhur dari wayang Semar. Di antaranya adalah agar menjadi manusia itu jangan hanya diam, tapi bergeraklah, bekerja dan beribadah.

Semar selalu memandang ke atas, maknanya agar jangan pernah melupakan Allah yang telah menciptakan kita. Hanya kepada-Nya kita kelak akan kembali. Satu-satunya tujuan kita hidup di dunia hanyalah mengabdi pada Allah.

Wayang
Punakawan mengajarkan agar tidak salah memilih teman

Kemudian Ustaz Harjanto mengeluarkan punakawan kedua yaitu Gareng. Secara fisik Gareng jelek, mata julingnya mengingatkan agar jangan terperdaya saat memandang dunia. Jangan sampai tergila-gila dengan dunia.

Gareng tangannya cekot atau tekle yang bermakna tidak mengambil milik orang lain yang bukan haknya. Kakinya pincang menyiratkan agar berhati-hati melangkah di dunia karena banyaknya aral yang melintang yang bisa saja menjatuhkan kita.

Kemudian giliran Petruk yang merupakan punakawan paling pintar dengan postur tubuh yang bagus. Petruk melambangkan agar menjadi manusia yang mau belajar agar tidak bodoh. Beramal dengan ilmu yang didapatkan dari hasil belajar.

Lanjut dengan wayang berikutnya, yakni Bagong. Ini adalah anak Semar paling tua. Bagong ini mengajarkan bahwa dalam hidup di dunia ini agar menjauhi perkara-perkara yang tidak ada gunanya, agar tidak menyesal di akhirat.

Sekali lagi, makna punakawan mengajarkan agar kita mencari teman yang baik agar tidak tersesat jalan di dunia ini. Jangan sampai kita menyesal di akhirat, sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, Surat Al Furqan ayat 27-28.

Kajian warga Jurang
Suasana kajian bersama warga Jurang

Setelah dibuat ceria dengan gaya mendalang Ustaz Harjanto yang penuh canda tawa, selanjutnya hadirin diajak murajaah bacaan salat yang dipimpin oleh Ustaz Salman Al Farisi. Setelahnya, kajian diakhiri hamdalah dan lanjut berjemaah Salat Isya.

3 komentar untuk "Pengajian Qoryatul Qur’an dengan Warga Jurang Pijiharjo, Ustaz Harjanto Mendalang Punakawan: Jangan Salah Memilih Teman"

  1. Betul
    Teman yang keliru bisa membawa pada mudharat besar
    Apalagi kalau sudah mengajak pada kemaksiatan
    Bahaya sekali

    BalasHapus
  2. MasyaAllah, berdakwah lewat wayang seru sekali ya ternyata, saya belum pernah nonton wayang. Semoga suatu saat ada kesempatan bisa nonton dan mengambil hikmah dari ceritanya, apalagi kalau dalangnya seorang ustad

    BalasHapus
  3. Bener sih, skrg apalagi.. zaman yang penuh dengan fitnah,. Meskipun kitanya orang baik, tapi kumpulannya bukan orang baik tuh bisa kena getahnya juga. Contohnya kayak beberapa orang yang salah tangkep gara2 narkoba, dititipin temennya barang. hmm

    BalasHapus