Sabtu, 31 Agustus 2024. Seluruh santri dan mahasantri putra PPTQ Qoryatul Qur’an dari tingkat MTs, MA, dan Ma’had Aly beserta para asatizah dari berbagai komplek berkumpul di lapangan Gedung Baru Kauman (komplek Kauman 02), guna mengikuti kegiatan pembinaan bersama Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 08.00 WIB ini dipandu oleh Ustaz Aldi Maulana selaku pembawa acara. Sebagai pembuka, tilawah Al-Qur’an dilantunkan oleh salah satu santri kelas IX MTsTQ Qoryatul Qur’an bernama Muzaffa.
 |
| Kegiatan di lapangan Gedung Baru Kauman (GBK) |
Sambutan dan orasi disampaikan oleh Komandan Instruktur Leadership Qoryatul Qur’an Ustaz Joko Purwanto. Di bawah terik matahari pagi menjelang siang yang mulai menyengat, beliau memberikan semangat kepada para santri dengan menyerukan yel-yel.
 |
| Komandan Leadership QQ sampaikan orasi |
“Bila ada seribu mujahid , akulah di antaranya. Bila ada seratus mujahid, akulah di antaranya. Bila ada sepuluh mujahid, akulah di antaranya. Bila ada seorang mujahid, akulah yang menggenggamnya!” Begitulah Ustaz Joko menggelorakan semangat itu.
Acara inti pada kegiatan ini adalah pemberian penghargaan kepada para santri yang mewakili PPTQ Qoryatul Qur’an dalam mengikuti Paskibra Upacara HUT RI ke-79 tingkat Kecamatan Weru. Dipimpin oleh Ustaz Setyadi Prihatno dan diikuti oleh para instruktur dan asatizah untuk menyematkan penghargaan berupa baju PDL.
 |
| Apresiasi untuk santri Paskibra HUT RI 79 |
Kegiatan dilanjutkan dengan pembinaan oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I. Beliau mengawali dengan menukil sebuah ayat di dalam Al-Qur’an yakni Surat At-Taubah ayat 38.
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَا لَـكُمْ اِذَا قِيْلَ لَـكُمُ انْفِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اثَّا قَلْـتُمْ اِلَى الْاَ رْضِ ۗ اَرَضِيْتُمْ بِا لْحَيٰوةِ الدُّنْيَا مِنَ الْاٰ خِرَةِ ۚ فَمَا مَتَا عُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فِى الْاٰ خِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah,” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 38)
Ustaz Setyadi mempersilakan, kita boleh melakukan apa saja yang kita kehendaki, tapi ingat, jangan menyesal di belakangnya. Ada konsekuensi yang harus diterima sebagai hasil dari menjatuhkan suatu pilihan.
“Apakah kamu lebih menyukai dunia daripada akhirat? Bahwa kenikmatan dunia jika dibandingkan dengan kenikmatan akhirat itu sangat kecil sekali. Buktinya Rasulullah, para sahabat, para mujahid, mereka mengorbankan harta jiwanya demi menegakkan agama Islam.”
 |
| Pembinaan oleh Pak Direktur |
Pak Direktur mengingatkan bahwa jika kita tidak mau keluar untuk berjuang, maka Allah akan menggantikan dengan orang-orang yang lain yang siap dan mau untuk berangkat dalam perjuangan ini. Tinggal kita tentukan, mau menjadi generasi pengganti atau yang diganti?
“Dan ketika kamu mampu untuk memenuhi panggilan Allah tapi kamu tidak memenuhinya, maka Allah akan memberikan azab yang pedih,” kata Ustaz Setyadi dengan tegas, menggetarkan hati setiap hadirin yang merenungkannya.
Kemudian terkait keikhlasan, menurut beliau, ikhlas itu bukan berarti kita ringan dalam melakukan sesuatu amalan. Ikhlas itu adalah alasan kita dalam melakukan perbuatan dan yang menentukan tujuan yang akan diraih.
“Mengapa orang sekarang itu jika diajak melakukan kebaikan selalu menolak?” tanya Ustaz. Beliau menjawab sendiri dengan mengatakan alasannya adalah karena orang lebih cinta dunia dibandingkan dengan akhirat. Hanya mengikuti hawa nafsu.
Dengan pembinaan yang disampaikan oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I, harapannya bisa menjadi bekal hidup bagi seluruh santri, juga menjadi pengingat terus tentang tujuan penciptaan manusia agar beribadah kepada Allah.
Kontributor: Ustaz Salman Al Hawari
Alhamdulillah, barakallah.. santri-santri cinta tanah air. Tidak hanya menegakkan agama tapi juga membela bangsa dan negaranya. Paskibra santri, maju bersama, Indonesia tercinta.
BalasHapus