Pesantren Bukan Warung Makan

Oleh: Ustaz Sujud Eloy
Tim Kepengasuhan Pesantren
PPTQ Qoryatul Qur’an

Apa yang terlintas di pikiran kita tentang warung makan? Tentu saja aktivitas yang terjadi di sana. Kegiatan yang lazim kita lihat di warung makan adalah adanya pemilik warung, pelayan warung, dan pembeli, yang melakukan transaksi jual beli.

Sedangkan kehidupan pesantren, tentunya (seharusnya) jauh berbeda dengan warung makan. Namun, sayangnya banyak dari kita terhadap pesantren bersikap layaknya belanja di warung makan.

Ketika berkunjung ke warung makan, kita datang mengharapkan pelayanan sempurna, dapat menu yang luar biasa, mendapatkan hasil tanpa cacat cela, dan seabrek harapan lainnya.

Pesantren bukan warung makan
Ilustrasi pembeli protes makanan yang tidak sesuai harapan

Ketika layanan warung dan menunya tidak sesuai ekspektasi, maka muncul keluhan, gerutuan, bahkan hujatan, dan segala sikap tidak puas lainnya yang tak terbendung hingga dilampiaskan ke mana-mana.

Apakah demikian juga yang kita lakukan ketika memondokkan anak di pesantren, lalu mendapati fasilitas yang tak sesuai harapan? Lantas bagaimana sebenarnya (seharusnya) sikap kita pada pesantren?

Kuncinya adalah, jadikan pesantren sebagai keluarga. Bergabungnya kita ke pesantren adalah awal kita menjadi bagian keluarga besar pesantren. Dan sikap kita adalah sikap terhadap keluarga kita.

Jika ada yang baik kita rawat sama-sama. Jika ada yang buruk kita perbaiki sama-sama. Jika ada yang kurang kita tambahi sama-sama. Jika ada yang lemah kita kuatkan sama-sama. Bersama-sama dalam segala hal, berjuang meraih kemuliaan di hadapan Allah bersama.

Di dalam satu keluarga hendaklah tumbuh rasa saling percaya, menghargai, dan tolong-menolong antara satu dengan yang lain. Dengan begitu maka akan terbentuklah lingkungan yang kondusif dan harmonis dengan suasana kekeluargaan.

Dalam keluarga, hendaknya saling menguatkan dan memberi dukungan satu sama lain. Inilah yang nantinya akan menjadi jalinan atau ikatan yang kuat dan solid antar anggota keluarga. Dari kita sebagai orang tua santri dan pesantren.

Sekali lagi, kita adalah keluarga. Terkhusus keluarga besar Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an (PPTQ) Qoryatul Qur’an. Yang harus selalu bersinergi untuk menggapai tujuan bersama. Allahu akbar!

1 komentar untuk "Pesantren Bukan Warung Makan"

  1. Benar sekali, terkadang kita menuntut kesempurnaan saat memasukkan anak ke pesantren. Asal terima jadi anak baik, beres. Padahal pondasi yang harus dikuatkan dulu adalah keluarga

    BalasHapus