Salah satu santri MATQ Qoryatul Qur’an kelas XII Matiq A bernama Sumayyah telah menyelesaikan setoran terakhirnya. Lengkap sudah 30 juz dihafalkannya. Bukan sesuatu yang instan tentu saja, tapi butuh proses yang memakan waktu.
Santri yang biasa dipanggil Mayya ini menyelesaikan hafalan Al-Qur’an setelah berjuang jatuh dan bangun selama 2 tahun 10 bulan. “Because great things take time,” kata Mayya mantap.
Apa yang Mayya katakan memang benar. Segala sesuatu, apalagi sebuah hal besar, maka ia butuh waktu, butuh proses panjang, dan bukan sesuatu yang tahu-tahu ada, simsalabim, dan sebagainya. Apalagi tentang menghafalkan kitab suci Al-Qur’an.
“Hal-hal baik membutuhkan waktu, sebagaimana mestinya. Kita seharusnya tidak mengharapkan hal-hal baik terjadi dalam semalam. Sebenarnya, mendapatkan sesuatu yang terlalu mudah atau terlalu cepat dapat mengurangi hasilnya.” - John Wooden
Hal baik itu ibarat sebuah benih. Benih yang ditanam tidak akan bertunas keesokan harinya, tetapi bukan berarti tidak akan pernah bertunas. Harap sabar. Hal-hal akan terungkap untuk kita yang mampu bersabar dan tetap teguh berjuang.
Mayya sudah melakukannya. Proses panjang menghafal Al-Qur’an, dilaluinya bersama teman-teman yang mondok di PPTQ Qoryatul Qur’an. Saling menguatkan, saling memotivasi, hingga titik ini tercapai.
Sumayyah |
“Alhamdulillah, juz 27 sebagai setoran terakhir saya, disimak oleh Ustazah Retno pada hari Senin, 6 Mei 2024 bertempat di komplek Pucung Karangmojo,” kisahnya dengan mata berkaca-kaca karena haru.
Mayya adalah santri asal Gentan, Bendosari, Sukoharjo. Anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Bapak Suyono dan Ibu Rini Setyowati. Hafalan ini adalah hadiah Mayya untuk orang tua, semoga Allah memuliakan keduanya.
Remaja yang terlahir di Wonogiri, pada 27 Agustus 2006 ini punya hobi memasak. Saat ditanya tentang cita-cita, ia menjawab mantap ingin menjadi seorang guru. Dengan begitu, ilmu yang dimiliki bisa bermanfaat untuk umat.
“Untuk teman-teman semua, mari kita tetap istikamah dalam kebaikan,” ajaknya. Mayya sadar betul, selesai hafalan sejatinya adalah babak awal karena ia dan teman-temannya punya kewajiban menjaga hafalan itu dan mengamalkannya.
Akhirnya, turut berdoa, semoga Allah ﷻ selalu memberi kemudahan untuk Sumayyah dalam menjaga hafalan serta mengamalkannya. Semoga pencapaian hafalan yang diraihnya bisa menjadi motivasi untuk santri-santri yang lain. Aamiin.
Kontributor: Ustazah Tri Retno Iswati
Hal-hal baik memang menjadi harapan semua orang. Namun, memang sayangnya tidak semua orang menyadari betapa penting menikmati proses untuk mendapatkan hal baik itu. Sumayyah jadi salah satu inspirasi dalam menghargai proses. Semoga tetap Istiqomah.
BalasHapus