Senin, 24 Juni 2024. Tim Dakwah PPTQ Qoryatul Qur’an kembali hadir ke Dukuh Jurang Desa Pijiharjo Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri, untuk melaksanakan pengajian rutin bersama jemaah Masjid Fisabilillah Jurang.
Pada kesempatan ini, tim yang hadir dari Korps DaiQu sekaligus pemateri adalah Ustaz Bilal Ahmad Mubaroq, ditemani Ustaz Abdul Mu'in, Ustaz Aldi Hermawan, Pak Hendri Setiawan selaku driver mobil, dan Pak Wakhid dari QQ Media.
Pengajian yang dilaksanakan setelah berjemaah Salat Magrib ini dipandu oleh Ustaz Aldi Hermawan selaku MC. Tilawah Al-Qur’an oleh Ustaz Abdul Mu'in yang melantunkan Surat Al Mulk. Sambutan tunggal oleh Ketua Takmir Bapak Suroto.
Kajian inti disampaikan oleh Ustaz Bilal Ahmad Mubaroq yang membahas tentang rezeki dan kaitannya dengan ibadah. Sebelum kita dilahirkan ke alam dunia, kita sudah ditentukan jodoh, rezeki, dan kematian.
Ustaz Bilal mengisi kajian di Dukuh Jurang |
Rezeki telah ditetapkan oleh Allah ﷻ untuk kita sebagai makhluk-Nya. Sementara, kita sebagai manusia diciptakan oleh Allah ﷻ untuk beribadah, sebagaimana disebutkan dalam Surat Az Zariat 56. Lalu, apa kaitannya ibadah dengan rezeki?
Rezeki sudah dijatah. Tapi mengapa kita harus mencari rezeki sampai lupa untuk beribadah? Kita masih sering bekerja ketika azan sudah memanggil untuk mendirikan salat.
Kehidupan akhirat itu lebih kekal dan lebih baik dibandingkan dengan dunia. Bekal untuk akhirat adalah takwa. Takwa adalah menjalankan perintah Allah ﷻ dan menjauhi larangan-Nya di waktu sepi maupun ramai.
Orang yang bertakwa di dunia juga diberikan janji oleh Allah ﷻ, seperti disebut pada ayat awal Surat At Thalaq, bahwa siapa yang bertakwa maka akan diberikan jalan keluar dari masalah kehidupannya.
MC Ustaz Aldi, tilawah Ustaz Mu'in, dan sambutan Pak Suroto |
Selain itu, orang bertakwa akan diberikan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Ketika kita berusaha memperbaiki diri dan tawakal kepada Allah ﷻ maka akan diberi kecukupan oleh-Nya. Tawakal itu diawali dengan ikhtiar yang maksimal.
Ibadah dan rezeki ternyata berkaitan. Rezeki sudah dijamin, maka bekerja kita adalah untuk ibadah. Ketika semua yang kita kerjakan diniatkan untuk ibadah maka 24 jam dalam sehari akan bernilai ibadah semua. Dengan demikian sudah tepat, karena kita diciptakan untuk ibadah.
Syarat ibadah diterima yang pertama adalah Islam. Tanpa memeluk Islam maka amal ibadah apapun tak akan diterima Allah ﷻ dan kelak di akhirat akan mendapati diri sebagai orang yang bangkrut.
Syarat kedua adalah niat. Berapa banyak amalan besar menjadi kecil di sisi Allah ﷻ ketika salah niat. Begitu juga amalan kecil bernilai besar di sisi Allah ﷻ karena niatnya benar.
Sebagai contoh, berkurban sapi besar dengan niat ingin pamer kekayaan maka akan bernilai kecil di sisi Allah ﷻ. Sebaliknya, amalan kecil rutinitas menyapu masjid tapi niat ikhlas karena Allah ﷻ maka bernilai besar di sisi-Nya.
Warga Dukuh Jurang hadiri pengajian |
Syarat ketiga agar ibadah diterima adalah mengikuti tuntunan dari Rasulullah Muhammad ﷺ. Terkait ibadah mahdah maka kita tidak diperkenankan melakukan tanpa tuntunan, misal menambah rekaat salat wajib berharap dapat pahala lebih banyak.
Syarat keempat adalah ikhlas karena Allah ﷻ semata. Ini menjadi penting agar amalan bisa diterima oleh Allah ﷻ. Jangan sekali-kali kita beribadah tapi tidak ikhlas untuk Allah ﷻ, maka akan menjadi sia-sia.
Kita bisa menjadikan 24 jam kita setiap harinya bernilai ibadah. Rasulullah ﷺ telah mengajarkan segala aktivitas diawali dan diakhiri dengan doa. Umumnya mengawali dengan basmalah dan mengakhiri dengan hamdalah. Apalagi kalau kita mengamalkan doa yang dicontohkan Rasulullah ﷺ.
Kembali pada persoalan rezeki. Rezeki sudah ditentukan dan sudah pasti. Yang belum pasti adalah selamat dari api neraka. Maka untuk menjadi sukses kita hendaklah bisa dijauhkan dari siksa neraka dan dimasukkan Allah ﷻ ke surga-Nya.
Penyampaian materi pengajian oleh Ustaz Bilal dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Beberapa pertanyaan jemaah dijawab langsung oleh Ustaz Bilal. Setelah sesi tanya-jawab, pengajian diakhiri dengan hamdalah dan doa kafaratul majelis bersama-sama.
Merinding waktu baca kalimat, "Rezeki sudah ditentukan dan sudah pasti. Yang belum pasti adalah selamat dari api neraka."
BalasHapusJadi pengingat agar tidak hanya silau mengejar rezeki tapi juga mengejar agar selamat dr api neraka