Nabila Qurrota A'yun, santri MATQ Qoryatul Qur’an kelas XII Matiq A telah berhasil menyelesaikan setoran hafalan Al-Qur’an 30 juz. Kebahagiaan tak terkira dan kebanggaan yang luar biasa.
Santri yang biasa dipanggil Lala oleh teman-temannya ini butuh waktu menghafal sekitar 2 tahun 10 bulan sehingga menyetorkan ziyadah terakhirnya, yakni juz 27 pada hari Senin, 6 Mei 2024. Disimak oleh Ustazah Retno di komplek Pucung Karangmojo.
“Alhamdulillah, dengan izin Allah dan segala kemudahan-Nya, sebuah mimpi saya dari kecil akhirnya terwujud,” ungkap Lala haru dengan mata berkaca-kaca. “Dengan bangga saya mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan Kak Husna yang selalu menjadi support system.”
Lala juga mengucapkan rasa terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang tanpa lelah memotivasi dirinya sehingga akhirnya bisa sampai pada titik ini.
Remaja asal Deresan, Pondok, Grogol, Sukoharjo ini adalah anak kedua dari 2 bersaudara pasangan Bapak Raharjo dan Ibu Mugiantik. Keduanya patut bangga pada pencapaian putrinya ini. Semoga menjadi berkah untuk keluarga.
Nabila Qurrota A'yun |
Lala yang terlahir di Sukoharjo, pada tanggal 19 Desember 2006 ini adalah penggemar traveling dan bercita-cita menjadi seorang guru. Dengan begitu maka bermanfaatlah apa yang dipelajarinya selama mondok di PPTQ Qoryatul Qur’an.
“Jalan hidup seseorang merupakan hasil konsekuensi dari keputusannya di masa lalu,” kata Lala. “Hidup ini pilihan. Siapa kita saat ini adalah hasil dari pilihan. Pilihan kita di masa yang telah lalu. Bijaklah dalam memilih langkah kita selanjutnya.”
Kiat menghafal yang dilakoni Lala selama ini adalah dengan memahami arti dan selalu mengulang-ulang. Semua butuh kesungguhan hati dan ketekunan. “Semangat buat kawan-kawan! Capek boleh nyerah jangan!” begitu ia berpesan.
Akhirnya, turut berdoa, semoga Allah ﷻ selalu memberi kemudahan untuk Nabila Qurrota A'yun dalam menjaga hafalan serta mengamalkannya. Semoga pencapaian hafalan yang diraihnya bisa menjadi motivasi untuk santri-santri yang lain. Aamiin.
Kontributor: Ustazah Tri Retno Iswati
Hmmm dalem banget “jalan hidup merupakan konsekuensi dari keputusannya di masa lalu”. Masya Allah, yang berat itu bukan menghapalnya, justru yang berat adalah menjaga hapalannya. Keren mba Lala bisa jadi motivasi buat anak-anak saya agar kelak bisa menjadi hafidz dan hafidzah juga insya Allah. Selamat ya mba Lalaa :))
BalasHapus