Ayat-ayat takwa dapat dimaknai dengan perenungan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an terutama yang secara khusus membahas seputar persoalan takwa. Merenungi ayat-ayat takwa adalah sesuatu yang sangat penting untuk meraih kemuliaan, karena derajat tertinggi si sisi Allah adalah takwa.
Definisi takwa, berasal dari bahasa Arab, yaitu waqa-yaqi-wiqayah yang artinya menjaga. Secara umum, takwa artinya menjaga keselamatan diri dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Sementara untuk definisi takwa dari tinjauan istilah, Thalaq bin Habib ketika mendefinisikan takwa, beliau menjelaskan demikian:
أَنْ تَعْمَلَ بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ تَرْجُوْ ثَوَابَ اللهِ وَ أَنْ تَتْرُكَ مَعْصِيَةَ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ تَخَافُ عَذَابَ اللهِ
Takwa adalah engkau melakukan ketaatan kepada Allah, di atas cahaya petunjuk dari Allah, mengharapkan pahala dari Allah. Takwa adalah juga engkau menjauhi maksiat kepada Allah, di batas cahaya petunjuk Allah serta takut terhadap azab Allah. (Ibn Rajab Al Hanbali, kitab Jami’ul ulum wal hikam: 211)
Ustaz Ihsan Saifuddin mengajak mentadaburi ayat-ayat takwa |
Di antara ayat-ayat takwa yang bisa kita jadikan bahan tadabur, adalah pada Surat Ali Imran ayat 133-135. Untuk lebih memudahkan memahami ayat-ayat takwa, kita simak satu per satu.
وَسَارِعُوۤا۟ إِلَىٰ مَغۡفِرَةࣲ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَـٰوَ ٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِینَ
Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 133)
Ayat di atas diklasifikasikan sebagai ayat-ayat takwa, ujungnya disebutkan: u'iddat lil muttaqin, yang berarti disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Apa yang disediakan untuk orang bertakwa? Yakni surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Yang disebut sebagai orang bertakwa itu seperti apa? Bisa dikaji dengan melanjutkan ayat berikutnya, yang menyebutkan sifat-sifat hamba bertakwa.
ٱلَّذِینَ یُنفِقُونَ فِی ٱلسَّرَّاۤءِ وَٱلضَّرَّاۤءِ وَٱلۡكَـٰظِمِینَ ٱلۡغَیۡظَ وَٱلۡعَافِینَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ یُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِینَ
(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (Ali Imran: 134)
وَٱلَّذِینَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَـٰحِشَةً أَوۡ ظَلَمُوۤا۟ أَنفُسَهُمۡ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسۡتَغۡفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمۡ وَمَن یَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمۡ یُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمۡ یَعۡلَمُونَ
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. (Ali Imran: 135)
Sifat-sifat mulia insan bertakwa berdasarkan intisari makna ayat-ayat tersebut di atas, dapat kita simpulkan beberapa hal berikut, yaitu: (1) bersegera melakukan kebaikan, (2) berinfak terus tiada putus, (3) suka menahan marah, (4) suka memaafkan, dan (5) tidak berterusan dalam dosa.
Dengan merenungi ayat-ayat takwa kita berikhtiar untuk meraih kemuliaan, karena derajat tertinggi di sisi Allah adalah takwa. Bermula dari merenungi, memahami, dan mengamalkan, maka seseorang akan berhasil meraih derajat takwa, derajat tertinggi di dunia dan di akhirat.
Resume kajian Ahad Pagi di Masjid Widad El Fayez, Komplek Asem Legi, Gabeng, pada 19 Mei 2024 disampaikan oleh Ustaz Ihsan Saifuddin dari Sukoharjo.
Posting Komentar untuk "Ustaz Ihsan Saifuddin: Tadabur Ayat-Ayat Takwa, Meraih Derajat Tertinggi Dunia dan Akhirat"