Siapa saja yang bercita-cita ingin masuk surga, maka mulailah dengan meniti jalan ke sana, yakni dengan rajin menuntut ilmu. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi bahwa siapa pun yang mencari ilmu maka dimudahkan jalan menuju ke surga.
Dengan ilmu itu kita bisa tahu apa saja yang bisa diamalkan agar kelak berbuah surga. Terutama para wanita yang disebut dalam hadis banyak berada di neraka. Agar tidak termasuk golongan celaka itu, mari kita simak ulasannya.
Dikisahkan, ketika selesai dari Salat Kusuf (Salat Gerhana), Nabi ﷺ bersabda menceritakan surga dan neraka yang diperlihatkan kepada beliau ketika salat:
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di musim politik tahun ini, ada guyonan yang banyak beredar di kalangan masyarakat. Kurang lebih bunyinya begini, “Diberi uang 100 ribu untuk 5 tahun saja diingat-ingat, tapi diberi uang tak terhitung oleh suami saja tidak diingat lagi.”
Ustaz Ibad Sutono sampaikan tentang wanita surga |
Guyonan di atas memang mengandung kelucuan. Sesuatu yang miris kalau kita renungkan. Bagaimana ketika kita salah dalam menempatkan rasa terima kasih pada orang yang tak seharusnya dan lupa berterima kasih pada yang seharusnya diucapkan hal itu.
Istri yang mengkufuri kebaikan suami, disebutkan dalam ayat di atas, adalah golongan yang kebanyakan memenuhi neraka. Bahkan istri Nabi sekalipun, kalau tidak patuh maka tempatnya juga di neraka. Mari kita simak ayatnya.
ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّـلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَ تَ نُوْحٍ وَّ امْرَاَ تَ لُوْطٍ ۗ كَا نَـتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَا دِنَا صَا لِحَـيْنِ فَخَا نَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـئًا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّا رَ مَعَ الدّٰخِلِيْنَ
“Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh, dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”” (QS. At-Tahrim 66: Ayat 10)
Nabi Nuh AS berdakwah dalam waktu 950 tahun dan tidak mendapatkan banyak pengikut. Bahkan istri sendiri saja termasuk khianat, yang tidak taat dan patuh pada suami. Sehingga Allah memasukkannya ke neraka, suaminya yang seorang Nabi pun tidak mampu menolongnya.
Begitu pula Nabi Luth AS, yang tidak mampu menyelamatkan istrinya dari azab Allah karena kekafiran. Ayat ini menegaskan bahwa ketaatan pada suami adalah kunci utama masuk ke surga dan dijauhkan dari siksa neraka.
Namun, tentu saja ketaatan itu tidak boleh bertentangan dengan syariat Allah. Seorang istri ketika suaminya kafir tapi tetap bisa taat pada Allah, maka baginya akan diberikan surga. Simak ayat selanjutnya.
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّـلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا امْرَاَ تَ فِرْعَوْنَ ۘ اِذْ قَا لَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَـنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
“Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir'aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,” (QS. At-Tahrim 66: Ayat 11)
Seorang istri meski dalam kuasa suami yang kafir, tetap istikamah dalam keimanan maka akan diselamatkan Allah dari perbuatan buruk suami dan kaum zalim. Kisah ini adalah kisah Asiyah, istri dari Raja Firaun yang mengaku sebagai Tuhan.
Kemudian, pada lanjutan ayat di atas, Allah memberikan perumpamaan wanita surga adalah yang menjaga kehormatannya. Adalah Maryam, putri Imran yang kemudian Allah menitipkan roh Nabi Isa AS di dalam rahimnya.
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرٰنَ الَّتِيْۤ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهِ مِنْ رُّوْحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهٖ وَكَا نَتْ مِنَ الْقٰنِتِيْنَ
“dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat.” (QS. At-Tahrim 66: Ayat 12)
Sebagai ikhtiar kaum muslimah, agar masuk surga adalah meneladani kisah hidup para wanita utama yang dijamin surga. Dalam hadits Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah ﷺ bersabda,
أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ
“Wanita-wanita yang paling utama sebagai penduduk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim (istri Fir’aun) dan Maryam binti Imran.” (HR. Ahmad)
Khadijah binti Khuwailid adalah istri Rasulullah ﷺ yang selalu mendukung dakwah beliau. Fathimah binti Muhammad ﷺ, yang patuh pada ayahnya dan suaminya. Asiyah binti Muzahim, istri Firaun yang menjaga keimanan. Maryam binti Imran dengan kehormatannya.
Resume kajian Ahad Pagi di Masjid Widad El Fayez, Komplek Asem Legi, Gabeng, pada 18 Februari 2024 disampaikan oleh Ustaz Ibad Sutono dari Sukoharjo.
Posting Komentar untuk "Ustaz Ibad Sutono: Meneladani Sifat Wanita-Wanita Penghuni Surga"