Sabtu, 13 Januari 2024. PPTQ Qoryatul Qur’an menerima kedatangan tamu dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Minggir, Sleman, DI Yogyakarta. Datang bertujuh dipimpin langsung oleh Ketua PCM Minggir Bapak H. Ngadimin, M.Pd.
Kunjungan ini dengan tujuan bersilaturahmi dan ingin menimba ilmu pilot project mengentaskan buta huruf Al-Qur’an di masyarakat. Dan ke depannya, ingin berkomunikasi lebih intensif lagi, apa yang bisa diperbuat di Minggir.
PCM Minggir Sleman silaturahmi ke QQ |
Menurut Bapak Ngadimin, Minggir adalah sebuah kapanewon (kecamatan) di Sleman yang menjadi basis penganut agama Kristen Katolik. Di sana Islam makin terpinggirkan, awalnya sekitar 95%, namun saat ini penduduk yang beragama Islam tinggal 74,6%.
Untuk itulah, kedatangan PCM Minggir ini sebagai ikhtiar mencari ilmu tentang dakwah masyarakat. Harapan Pak Ngadimin selaku juru bicara, agar berkenan berbagi informasi dan pengalaman agar tak hanya diterapkan di Weru, karena lahan dakwah tidak dibatasi lokasi.
Ketua Yayasan Qoryatul Qur’an Kauman Bapak H. Wiyana mewakili tuan rumah memperkenalkan seluruh asatiz yang menyambut kedatangan rombongan dari Minggir. Kemudian sepintas mengisahkan awal pendirian pesantren.
Pak Wiyana mengucapkan selamat datang kepada rombongan PCM Minggir. Beliau berharap agar pertemuan ini nantinya bisa jadi sarana saling tukar ilmu dan pengalaman dalam mengelola dakwah.
Syekh Muzhaffar Annawati yang hendak mengajar santri Pucung berkesempatan menyapa para tamu. Syekh berkenan menyampaikan nasihat dan motivasi untuk seluruh hadirin. Syekh mengaku berbahagia bisa bertemu dengan orang-orang yang berniat baik.
Syekh Muzhaffar dan PCM Minggir |
Syekh juga menyampaikan, dalam menjalankan aktivitas besar dakwah dan pendidikan harus optimis dan percaya bahwa Allah yang memilih kita. Ketika Allah meridai apalagi dalam kebaikan, maka yakinlah akan Allah berikan kemudahan.
Menyambung dari apa yang menjadi maksud dan tujuan kunjungan PCM Minggir, Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I mempresentasikan tentang program pesantren masyarakat (pesma).
Ustaz Setyadi menuturkan bahwa di Qoryatul Qur’an ada 2 jenis dakwah, yakni dakwah formal melalui pendidikan di pondok pesantren dan non formal berupa pesantren masyarakat. Dan pesma ini juga termasuk tujuan awal pendirian pesantren.
Salah satu tujuan awal pendirian pesantren adalah untuk membebaskan buta huruf Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah dasar bagi pembentukan generasi. Harus diajarkan sedini mungkin. Sebagai mukjizat yang harus kita ajarkan.
Cita-cita sederhananya adalah menjadikan desa Al-Qur’an. Awalnya dulu dikontrakkan rumah untuk santri dan ustaz. Hingga akhirnya mulai banyak wakaf masuk untuk pembangunan gedung.
Pesantren masyarakat atau pesma adalah lembaga lokal hasil kemitraan dan sinergi antara program kaderisasi ulama dengan segenap unsur masyarakat yang bertujuan membumikan Al-Qur’an.
Ustaz Setyadi memaparkan program pesma |
Tujuannya adalah membangun kekuatan dakwah di tingkat lokal dengan standarisasi dai dalam membina masyarakat, membentuk kader siaga pelanjut estafet dakwah, dan melahirkan kader ulama potensi lokal bervisi global.
Cakupan pesma terbatas 1 desa dan wilayah sekitarnya, jadi bukan cakupan 1 kecamatan langsung. Materinya fokus pada pembelajaran Al-Qur’an. Pembatasan aktivitas bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan. Peserta mencakup seluruh elemen dan tingkat usia dalam masyarakat.
Garis besar program adalah gerakan bebas buta huruf Al-Qur’an segala usia, gerakan dakwah pembinaan dan pengkaderan umat, gerakan sosial kemasyarakatan, dan gerakan membangun kemandirian dakwah.
Pesma di QQ disebut griya tahfizh. Mirip TPQ tapi dengan manajemen yang lebih baik. Adanya gerakan sosial adalah untuk mendapat dukungan dari masyarakat. Dai itu tidak jaga jarak, tapi mendekat bersama masyarakat.
Kendala di awal program biasanya adalah dana. Padahal modal awalnya bismillah. Ketika ada kemauan maka akan datang kemudahan termasuk pendanaan. Dengan tindakan inilah orang melihat kesungguhan kita.
Contoh program yang bisa dilaksanakan di antaranya adalah kelas iqro pemula, kelas tilawah dan tahsin, serta kelas tahfizh. Gerakan sosial di antaranya baksos, Jumat berkah, santunan yatim duafa, orang tua asuh Al-Qur’an, pos kesehatan pesantren, dan bersih-bersih masjid dan kampung.
Gerakan kemandirian dakwah dengan pengembangan usaha perdagangan dan jasa, pertanian dan peternakan, pemberdayaan zakat dan wakaf produktif, kegiatan fundraising (penggalangan dana).
Yang tak kalah penting adalah mindset harus diubah, kekhawatiran belum ada dana, ganti dengan keyakinan bergerak dulu maka dana akan Allah berikan dari pintu mana saja.
Pertemuan QQ dan PCM Minggir |
Persiapan memulai program adalah dengan menentukan dulu tujuan akhirnya. Seperti hendak memasak, maka kita tentukan mau masak apa. Baru setelah itu, mencari bahan-bahannya.
Membuka pesma bisa diawali dengan meminjam rumah kosong warga yang ditinggal merantau. Modal bersih-bersih sudah dapat tempat. Kebanyakan pemilik rumah akan senang ditempati belajar Al-Qur’an.
Rekrutmen peserta program dengan tenaga pendidik bisa diawali dengan 1 atau 2 pengajar yang ada. Awali dari yang kecil dan dari sekarang. Ajari dasar baca Al-Qur’an, ajari salat, ajari adab. Seiring berjalan waktu maka akan berkembang.
Selanjutnya, para tamu diajak melihat langsung ke seluruh komplek PPTQ Qoryatul Qur’an. Melihat bagaimana sejarah setiap komplek bermula dari segala kesederhanaan dan apa yang ada.
Posting Komentar untuk "PPTQ Qoryatul Qur’an Terima Kunjungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Minggir Sleman DIY"