Rabu malam, 22 November 2023, bakda Salat Isya. Segenap asatiz PPTQ Qoryatul Qur’an berkumpul di Masjid Widad El Fayez, Komplek Asemlegi, Gabeng guna mengikuti launching video visualisasi adab dan 5S sebagai panduan standar adab di pesantren.
Untuk diketahui, bahwa PPTQ Qoryatul Qur’an beberapa waktu belakangan ini tengah sibuk mengadakan syuting pembuatan video simulasi adab untuk bahan pelajaran para santri bersama-sama.
Wadir Kepengasuhan Ustaz Edi Casedi, S.Pd.I, M.P.I, saat membuka acara mengatakan bahwa posisi kita di pesantren tidak sedang bekerja, tapi ikut andil di dalam dakwah Islam, untuk menegakkan agama Allah di muka bumi.
“Apa yang kita lakukan di PPTQ Qoryatul Qur’an adalah menyiapkan generasi penegak agama. Itu dimulai dari hal kecil di pesantren ini. Merapikan sandal, tertib saat halaqah, merapikan tempat tidur, dan sebagainya,” kata Ustaz Edi.
Ustaz Edi Casedi sampaikan pentingnya adab |
Ini jangan dianggap tidak ada hubungan dengan narasi besar kita untuk menegakkan islam, begitu beliau menekankan. “Jika adab tidak ada, maka orang tidak akan percaya. Begitu pun, kepercayaan publik pada pesantren jangan tercoreng dengan hal sepele tidak adanya adab,” pesan beliau.
Menurut Ustaz Edi, semua asatiz memang diharuskan hadir dalam acara launching ini, agar tak ada yang nanti di belakang hari mengatakan bahwa dia tidak tahu atau tidak paham akan standar adab yang diberlakukan.
“Jadi jangan sampai ada yang tidak sikron antara ustaz yang mengajar dengan keinginan dari pihak pesantren. Standarisasi dari pesantren itu harus diimbangi penerapannya di setiap komplek.”
Kalau sampai beda-beda standar yang diberlakukan, ustaz satu dan lainnya beda dalam persepsi terhadap laku adab, maka imbasnya akan meruntuhkan kewibawaan sebuah lembaga karena terkesan tidak sejalan sepemikiran.
Dan ini mudah jadi senjata bagi orang yang tidak senang dengan pesantren untuk menyerang atau menjatuhkan kita. Bahwa Qoryatul Qur’an tidak seirama dalam penerapan standar adab yang diberlakukan.
Jadi launching video penerapan adab ini bertujuan salah satunya agar santri dan ustaz bisa tahu dan bisa berada dalam satu frekuensi. Dengan begitu akan mudah menghadapi serangan tak bertanggung jawab dari luar pesantren.
Launching Video Visualisasi Adab dan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) ini dipimpin langsung oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I.
Sebelumnya, Ustaz Setyadi mengatakan bahwa dalam hidup beliau ada 3 poin yakni niat, tujuan, dan sarana. “Kamu bisa menghancurkan hidupmu jika berkumpul dengan orang-orang yang tidak memiliki tujuan,” kata beliau. “Orang yang tidak punya tujuan pasti hancur.”
Ustaz Setyadi lantas menggambarkan siklus sebagian besar orang. Sekolah dapat ijazah untuk kerja, dapat uang untuk makan, kalau sakit untuk berobat hingga sehat, sehat untuk kerja, kerja dapat uang, dan seterusnya begitu. Puncak akhirnya pada kematian.
Atau orang bekerja, lalu punya kendaraan, kemudian nikah dan punya anak, selesai. Bahkan di nisan kita kelak pun tulisannya hanya kapan kita lahir dan tanggal berapa kita wafatnya. Begitulah siklus kebanyakan kita.
Ustaz Setyadi awalnya pun berpikiran demikian, namun ketika Allah mempertemukan beliau dengan seseorang, berubahlah siklus yang kehidupan yang ingin dijalani.
“Akhirnya saya sekolah dapat ijazah tidak untuk kerja, tapi untuk dakwah, bukan untuk uang, tapi untuk tujuan,” kata beliau.
Kalau siklus kita muter seperti di atas berarti tidak punya tujuan. Kalau punya tujuan maka ada start dan finis yang hendak dicapai.
Kita tentukan tujuan akhir, dan dari situ kita akan memulai berproses. Start from the end. Ending-nya apa, dari situlah akan memulai. Kita mulai berproses menuju garis finis yang sudah kita tetapkan.
Ambil permisalan, kita masuk pesantren tujuan untuk hafal Al-Qur’an. Padahal hafal Al-Qur’an itu hanya sarana untuk bisa mengamalkan Al-Qur’an. Mengamalkan Al-Qur’an itu pun ternyata juga sarana untuk tujuan yang lebih besar, yakni rida Allah.
Gambaran yang lebih mudah, uang jadi tujuan kita bekerja. Tapi uang adalah sebuah sarana untuk memberi nafkah bagi keluarga. Nafkah pun bisa jadi adalah sarana untuk tujuan lain, yakni agar tidak dimarahi istri. Kadang kita terjebak pada tujuan yang sebenarnya adalah sarana.
Secara garis besar, tujuan adalah hasil yang hendak dicapai. Niat adalah alasan kita melakukan proses untuk mencapai tujuan. Wasilah adalah cara mencapai tujuan.
Dalam program pendidikan di Qoryatul Qur’an dari TAUD, MITQ, MTsTQ, MATQ, sampai Mahad Aly, ada salah satu output yang harus dimiliki para santri, yakni akhlak mulia atau adab. Adab ini salah satu proses panjang menuju ke arah tujuan.
Sederhananya, adab dimulai dari hal sepele yang kita lakukan setiap hari berupa penerapan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun). Meski sederhana, proses ini jangan dianggap sebagai hal tak penting.
Ibarat kata, jangan bicara rahmatan lil alamin kalau belum bisa mengajar santri hormat pada guru. Padahal ketika santri punya adab dengan guru, maka akan mudah dalam prosesnya menuntut ilmu.
Punya adab dengan orang tua, juga akan mudah birrul walidain. Punya adab kepada Qur’an bisa lebih mudah mempelajarinya. Jadi ada korelasinya antara hal kecil itu dengan narasi besar kita.
Adab pada dasarnya berawal dari hal kecil yang setiap hari kita kerjakan. Dari adab inilah orang akan mudah ikut kita. Ini belum kita menyampaikan ilmu. Baru dimulai dari adab ternyata sudah menarik simpati orang.
Dan terkait adab, ini perlu distandarkan. Misalnya, kebiasaan tidak menyapa orang, bisa saja bagi si A tidak sopan, tapi bagi si B masih bisa kompromi, atau bagi si C bukan masalah. Jadi harus disamakan persepsi standarnya.
Ustaz Setyadi mengatakan bahwa tujuan visualisasi adab dengan video simulasi adalah cara menyampaikan informasi dengan lebih jelas dan efisien. Mudah dipahami dan lebih lekat dalam ingatan.
Selain itu juga untuk membangun citra dan kesan pesantren sebagai pioneer implementasi adab. Dan secara sadar, bahwa kita sedang melanjutkan misi kerasulan Nabi untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.
Launching Video Visualisasi Adab dan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) oleh Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I. ditandai dengan pemutaran beberapa contoh video yang telah dibuat bekerja sama dengan Tim QQ Media.
Direktur Umum QQ launching video visualisasi adab |
Ustaz Setyadi sesekali juga menjelaskan tentang video yang diputar, tentang kesalahan perilaku apa saja yang ditekankan, yang terkadang bagi sebagian santri dianggap wajar dan tidak salah.
Sebagai tambahan informasi, proses produksi video simulasi adab ini dilaksanakan sekitar 2 bulan, mengambil lokasi syuting di komplek Gabeng, Pucung, Babadan, dan Kauman.
Selama proses pengambilan gambar, di bawah arahan Wadir Kepengasuhan Ustaz Edi Casedi, S.Pd.I, M.P.I. Tim pengambil gambar oleh Ustaz Sofa Wibi Mahardika dan Ustaz Agus Tansyah dari QQ Media.
Editor sepenuhnya dikerjakan oleh Ustaz Sofa Wibi Mahardika. Sebelum video dinyatakan fix, terlebih dulu melalui proses review oleh Pak Direktur.
Sebagai penutup, kutipan yang disampaikan Ustaz Setyadi, “Tanda kejayaan Islam adalah teraplikasinya nilai-nilai syariat dalam kehidupan sehari-hari.”
Posting Komentar untuk "PPTQ Qoryatul Qur’an Launching Video Visualisasi Adab dan 5S untuk Standarisasi Adab Santri"