Setiap perjalanan kehidupan manusia akan melewati fase yang sama, yaitu berproses dari bayi, anak, remaja, hingga dewasa. Seorang guru tidak tahu-tahu jadi guru, dokter tidak tahu-tahu jadi dokter. Tidak ada bayi yang tiba-tiba jadi pilot.
Melewati tahap kehidupan itu, kira-kira apa yang perlu kita persiapkan untuk turut andil dalam kebangkitan Islam? Apakah kita mau terlibat dalam kebangkitan Islam? Atau hanya mau menjadi penonton saja?
Menggali potensi diri bersama Ustazah Zainab Namih |
Kalau kita hanya menonton, kita hanya bisa ikut teriak hore kesenangan ketika menang. Namun, beda rasa ketika kita terlibat langsung di dalam persiapan dan perjuangannya. Tentu lebih mulia yang ikut terlibat dalam kebangkitan Islam itu daripada sekadar menonton.
Bagaimana caranya agar kita bisa melibatkan diri dalam perjuangan menuju kebangkitan Islam? Awali dengan mengenali diri sendiri terlebih dahulu.
Tanyakan pada diri kita, “Siapa saya?”. Apakah kita menunggu orang lain yang mejelaskan siapa kita? Harusnya, kita sendiri yang mengenali diri kita, apalagi setiap kita akan menjadi penanggung jawab atas diri kita sendiri di hadapan Allah.
“Saya punya potensi apa? Dominan dalam hal apa?” Itu harus kita ketahui. Secara umum, setiap anak manusia sudah bisa mengenali diri sendiri ketika usia 15 tahun.
Setelah kenal dan tahu potensi diri, kembangkan dan fokuslah. Ilmu yang digali dengan khusus dan fokus maka akan bisa dikuasai dengan bagus. Jadikan potensi itu menjadi kemampuan yang berguna untuk kebangkitan Islam.
Sesuatu yang direncanakan dan dilaksanakan terus menerus secara komitmen maka akan menghasilkan hasil yang optimal. Ini bisa dilakukan setelah tahu potensi diri.
Semua butuh proses dan pembelajaran. Belajar niatkan karena Allah. Kelelahan kita itu nanti akan bernilai. Ingat kata Imam Syafii, “Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan.”
Kita berjuang untuk mendapat ilmu juga sebagai usaha meningkatkan derajat kita di hadapan Allah. Ilmu apapun bisa diniatkan untuk mendukung kebangkitan Islam.
Apa perempuan juga bisa mengambil peran? Tentu saja, bahkan tidak akan ada kebangkitan Islam tanpa peran perempuan. Peran utama dalam siklus kehidupan. Anak yang lahir dari perempuan luar biasa maka akan menjadi pemimpin umat.
Setiap kita punya potensi yang bisa digali dan dioptimalkan. Setiap potensi itu bisa menjadi kontribusi bagi kebangkitan gerakan dakwah Islam. Tak harus dokter, tak harus menteri, tak harus ini-itu. Semua bisa berkiprah dengan potensi masing-masing.
Dari mengenali diri dan potensi, kita kembangkan dan fokus. Dengan potensi itu kita bisa menempatkan diri berperan pada tempat mana yang sesuai dalam menyongsong kebangkitan Islam. Kontribusi yang tak hanya lokal, tapi sampai tingkat nasional dan internasional.
Resume Kajian Parenting dan Pengasuhan di pendapa utama PPTQ Qoryatul Qur’an komplek Pucung, 6 November 2023, bersama Ustazah Dr. Zainab Namih, M.Pd, dosen Universitas Indonesia dan Konsultan Psikologi Islam. Diikuti santriwati MTs, MA, dan Ma'had Aly.
Posting Komentar untuk "Ustazah Zainab Namih: Kenali Diri, Gali Potensi, Berikan Kontribusi untuk Kebangkitan Islam"