PPTQ Qoryatul Qur’an Komplek Asemlegi Gabeng menggelar pentas seni yang ditampilkan oleh para santri unit MTsTQ pada hari Sabtu, 28 Oktober 2023 bakda Salat Isya.
Pentas seni akbar bertajuk “Sparkling Future Of Youth” ini digelar bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda sekaligus menjadi bentuk kesyukuran 12 tahun Qoryatul Qur’an berkhidmat untuk pendidikan tahfizh Qur’an.
Pentas seni ini juga menjadi agenda tahunan IST atau kepanjangannya Imaaratus Syu’unith Thalibat (OSIS) dari unit MTsTQ Qoryatul Qur’an komplek Asemlegi Gabeng.
Keberadaan IST cukup penting bagi pesantren karena memiliki tanggung jawab yang cukup besar. Selain membantu tugas para asatizah, IST memiliki peran untuk memastikan seluruh santri dalam keadaan kondusif.
Master of ceremony pentas seni santri |
Dan malam ini, mereka membuktikan mampu berkoordinasi mengadakan sebuah event besar dengan melibatkan banyak talenta dari para santri putri MTsTQ di komplek Asemlegi Gabeng ini.
Pentas seni malam hari ini disaksikan jajaran sesepuh yayasan dan direktorat serta para kepala komplek dan seluruh tamu undangan. Seluruh santri komplek Asemlegi turut menyaksikan perhelatan ini.
Ustaz Luthfi Zubaidi, Lc., M.H.I selaku kepala komplek, dalam sambutan sebagai tuan rumah mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran para tamu undangan.
Ustaz Luthfi Zubaidi berikan sambutan |
Menurut Ustaz Luthfi, pentas seni para santri ini juga menjadi spirit kuat PPTQ Qoryatul Qur’an dalam mendukung kaum muslimin di Gaza, Palestina yang sedang dibombardir Israel.
Kepala komplek mengakui bahwa pentas seni malam ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segala masukan dari hadirin sangat diharapkan. Beliau juga memohonkan doa kebaikan untuk para santri MTs yang mengadakan event malam ini.
Akhirnya, Ustaz Luthfi berharap agar kegiatan santri ini bermanfaat, dan kalau ada yang kurang baik semoga Allah ampuni dan berikan taufik untuk memperbaikinya di kemudian hari.
Pentas seni berlangsung dengan meriah dipandu 3 santri selaku master of ceremony (MC) yang membuka dengan menggunakan 3 bahasa, yakni bahasa Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris.
Banyak kreativitas ditampilkan para santri MTsTQ Qoryatul Qur’an. Di antaranya adalah parade semaphore, khitobah 3 bahasa, hadrah, arabic nasyid, puisi, english song, beladiri, tausiah santri kembar, tari kipas, drama perjuangan di Baitul Maqdis ditutup orasi dukungan untuk Palestina.
Pentas seni santri MTs Qoryatul Qur'an |
Di sela penampilan ada tausiah yang disampaikan oleh Ustaz Didik Efendi, ST. Beliau mengapresiasi kegiatan ini, meski masih anak-anak MTs tapi mampu menampilkan pentas sedemikan menarik.
Ustaz Didik mengingatkan, setelah selesai hari-hari sibuk dengan persiapan acara, maka segera kembali ke tugas belajar dan menghafal. Beliau turut berdoa agar para santri semakin sukses dan meraih rida Allah.
Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I juga menyampaikan nasihat. Menurut beliau, para santri saat ini berada dalam kerasnya peperangan antara hak dan batil.
Ustaz Setyadi Prihatno sampaikan nasihat |
Menjadi generasi di simpang peradaban. Masa di mana Allah tak sepenuhnya disembah, sunah Rasulullah tak sepenuhnya dilaksanakan, dan kemaksiatan merajalela.
Menurut Ustaz Setyadi, ada secercah harapan karena Allah menunjukkan bahwa yang kuat tak selamanya menjadi terkuat, yang tersungkur tak selamanya kalah. Umat ini sedang menggeliat bangun dan bangkit.
Seorang tidak akan bisa merasakan manisnya kebangkitan ketika dia belum pernah merasakan pahitnya jatuh. Di balik kesulitan akan Allah berikan kemudahan. Pertolongan hadir di saat tersulit.
Acara terakhir adalah tanggapan dan masukan dari yayasan yang disampaikan oleh Ustaz Hasim Makmun Tohar. Beliau mengaku senang dan bangga atas pentas yang disajikan.
Panggung ini mengingatkan Ustaz Hasim pada pentas perdana santri putri angkatan pertama dulu di rumah yang disewa sebagai pesantren. Perubahan luar biasa yang terjadi ke arah yang jauh lebih baik.
Ustaz Hasim sampaikan tanggapan atas pentas santri |
Ustaz Hasim mengatakan bahwa anak-anak yang tampil dilatih ustazah yang biasa mengajar Al-Qur’an, tapi hasilnya sudah luar biasa, santri bisa mengembangkan talenta yang dimiliki. Inilah pendidikan, menumbuhkan potensi yang sudah ada dalam dirinya.
Ustaz Hasim kemudian mengingatkan tentang pentas puisi panjang Lautan Jilbab karya Cak Nun. Mengkritisi larangan sekolah menggunakan jilbab pada era Orde Baru. Zaman sudah berubah, sekarang ini jilbab sudah membudaya di segala lini. Dan ini harus disyukuri.
Sebagai penampilan terakhir, seluruh santri kelas 3 yang menjadi pengurus Imaaratus Syu’unith Thalibat (OSIS) dari unit MTsTQ Qoryatul Qur’an komplek Asemlegi menyanyikan lagu dan berpuisi persembahan untuk ustaz-ustazah yang membimbing mereka.
Santri IST MTs Qoryatul Qur'an putri |
Malam beranjak kian larut, berakhir sudah pentas seni akbar bertajuk “Sparkling Future Of Youth” ini. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat untuk kita semua, terutama seluruh santri putri MTsTQ Qoryatul Qur’an komplek Asemlegi Gabeng.
Posting Komentar untuk "MTsTQ Qoryatul Qur’an Putri Komplek Asemlegi Gabeng Gelar Pentas Seni Santri “Sparkling Future Of Youth”"