Selasa pagi, 8 Agustus 2023. Puskesmas Weru menyelenggarakan penyuluhan kesehatan di MI TQ Qoryatul Qur’an terkait penjaringan kesehatan anak sekolah sekaligus untuk menyukseskan program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).
Penyuluhan kesehatan anak |
Acara yang dipandu langsung oleh petugas dari Puskesmas Weru ini dihadiri oleh segenap wali murid dan asatidz-asatidzah. Sebagai pembuka, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustaz Abdul Mu'in, salah satu asatidz MI TQ Qoryatul Qur’an.
Pembacaan ayat suci oleh Ustaz Abdul Mu'in |
Dilanjutkan sambutan oleh ketua yayasan Qoryatul Qur’an Kauman, Ustaz H. Wiyana. Beliau berterima kasih untuk seluruh hadirin yang berkenan menghadiri undangan acara pagi hari ini, dan menyampaikan ucapan selamat datang.
Ucapan selamat datang dari ketua yayasan |
Sambutan kedua oleh Kepala Puskesmas Weru, Bapak Dokter Priyono Budi R. Beliau menyampaikan bahwa Puskesmas Weru mengemban tugas dari pemerintah yang salah satunya adalah terkait kesehatan anak sekolah. Untuk itulah, kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di MI TQ Qoryatul Qur’an.
Kepala Puskesmas Weru berikan sambutan |
Kepala Puskesmas berharap dengan banyaknya lembaga pendidikan di Weru ini agar tetap bisa bekerja sama terutama tentang capaian hasil cakupan imunisasi. Agar para wali murid juga bisa mendukung setiap program kesehatan dari puskesmas.
Acara inti penyuluhan disampaikan oleh Bu Dokter Titisari Khoiriyah Qodriani atau yang biasa dipanggil dengan nama Bu Titis. Beliau menyampaikan tentang pentingnya imunisasi bagi anak.
Konsep dasar timbulnya penyakit, menurut Bu Titis, disebabkan oleh 3 faktor. Ketiganya adalah dari agent/musuh (bisa berupa kuman bakteri), host/tuan rumah yakni tubuh kita, dan environtment/lingkungan berupa sanitasi dan kebersihan tempat tinggal. Jika ketiganya seimbang maka kondisi akan sehat, jika tidak berimbang maka akan timbul penyakit.
Bu Titis berikan penyuluhan |
Pembentukan antibodi pertama sebagai pertahanan adalah adanya respon tubuh seperti bersin yang mengeluarkan virus melalui hidung atau mulut. Antibodi ini adalah karunia langsung dari Allah ﷻ.
Ketika pertahanan pertama ditembus, maka akan ada sel tubuh yang melindungi dengan membentuk antibodi yang selain memerangi virus juga membentuk sel memori yang akan mengantisipasi jika ada serangan serupa dari virus yang sama.
Peserta penyuluhan |
Program imunisasi merupakan langkah pemerintah untuk mencegah penyakit menular dengan cara memberikan vaksin pada seseorang sehingga tubuhnya resisten terhadap penyakit tertentu.
Tujuan pemberian imunisasi adalah membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit. Anak yang diimunisasi tak akan mudah tertular virus, dan sangat efektif dalam mencegah penyakit.
Di negeri kita banyak sekali penyakit berhasil diantisipasi dengan program imunisasi, contohnya hepatitis B, poliomyelitis (polio), tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib).
Dengan imunisasi secara massal akan membentuk kekebalan komunitas atau kelompok sehingga dengan target di atas 95% maka akan menjadi pertahanan bersama dalam masyarakat dari suatu penyakit.
Program vaksinasi atau imunisasi untuk anak juga merupakan implementasi dari UUD 1945 pasal 28 B, H, ayat 1 dan UU Perlindungan Anak no 23/2022, pasal 4 dan 8.
Selanjutnya, sebagai penguatan, Ustaz Didik Efendi, ST, selaku ketua MUI Kecamatan Weru menyampaikan bahwa menjaga kesehatan itu juga misi agama. Pilihan menjaga kesehatan itu banyak, ada kerokan, pijat, bekam, herbal, tusuk jarum, dan medis.
Semua negara, kata beliau, menjadikan pilihan jalur medis untuk standar dalam menjaga kesehatan warganya. Tenaga medis perlu sekolah tinggi dalam waktu lama untuk menguasai ilmu kesehatan, maka keahliannya tak pantas kita ragukan.
Ustaz Didik Efendi dukung program puskesmas |
Salah satu yang ditempuh jalur medis dalam menangani masalah kesehatan adalah dengan vaksinasi atau imunisasi. Ambil contoh Saudi Arabia yang pernah terserang wabah meningitis, akhirnya mewajibkan semua manusia yang mau masuk ke negara itu, termasuk jemaah haji, untuk terlebih dahulu vaksinasi meningitis.
MUI Pusat juga sudah mengeluarkan fatwa bahwa vaksinasi adalah halal. Seandainya pun ada mudharat kecil maka tetap diambil untuk menghindari mudharat yang lebih besar.
Kalau bicara vaksin dianggap sebagai bisnis, maka lihatlah semua lini di dunia ini adalah bisnis. Haji dan umrah dibisniskan oleh penyedia layanan tour, pendidikan dibisniskan buku-bukunya, herbal juga menjadi bahan bisnis, dan sebagainya.
Ustaz Tardi mewakili KUA Weru turut menyampaikan support kepada Puskesmas Weru. Terkait vaksinasi, dari Kemenag memandang bahwa siapapun yang memelihara kehidupan seorang manusia maka ia seolah memelihara kehidupan seluruh manusia, sebagaimana tercantum dalam Surat Al Maidah ayat 32.
Ustaz Tardi mewakili KUA Weru berikan support |
Selain itu, kata beliau, dalam Surat Al Baqoroh ayat 195, juga disebutkan, kita tidak boleh menjatuhkan diri sendiri dalam kebinasaan. Maka dari itu, tindakan untuk antisipasi dari timbulnya penyakit adalah perintah dari Allah ﷻ.Vaksinasi sebagai usaha preventif, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Pak Asri Minulyo selaku komite sekolah, turut memberikan support. Beliau sependapat bahwa vaksinasi memang sangat penting untuk menjaga kesehatan anak. Menjadi upaya antisipasi agar dijauhkan dari penyakit-penyakit berbahaya.
Pak Asri Minulyo berharap kerja sama yang baik dengan puskesmas |
Mencegah itu lebih ringan biayanya kalau dibanding dengan pengobatan ketika penyakit telanjur menyerang kita. Jadikan ikhtiar kita dalam memelihara kesehatan sebagai sarana dalam meraih keridaan Allah ﷻ.
Beliau berharap kerja sama dengan Puskesmas Weru tak hanya urusan vaksinasi, tapi juga dalam hal pengecekan kesehatan santri dan penanganannya lebih lanjut.
Selanjutnya, Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an Ustaz Setyadi Prihatno, S.Sos., M.P.I turut menyampaikan dukungan atas program kesehatan ini. Menurut beliau, yang menjadi persoalan sejauh ini adalah tentang halal-haramnya material vaksin itu sendiri.
Ustaz Setyadi Prihatno sampaikan beberapa saran |
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, menurut beliau, ada baiknya puskesmas itu memberikan sosialisasi tentang keamanan dan kebaikan vaksin yang digunakan. Misal dengan menampilkan profil perusahaan produsen vaksin dan bagaimana proses produksinya.
Ustaz Setyadi turut mengimbau agar kita konsisten dalam bersikap. Ketika menolak vaksin, mengapa ketika umrah atau berhaji kita tidak menolak vaksin meningitis? Apakah ketika vaksin itu untuk kepentingan diri sendiri mau tapi untuk kebersamaan menolaknya?
Menanggapi saran dari Direktur Umum PPTQ Qoryatul Qur’an tersebut, kemudian Bu Titis menyampaikan sekilas materi tentang produk vaksin yang dipakai dari PT. Biofarma (Persero) Bandung. Menyampaikan bahwa produk tersebut aman, perlu proses panjang dalam produksinya. Semoga kian memantapkan para orang tua dalam hal imunisasi untuk anak-anak.
Foto bersama setelah acara selesai |
Posting Komentar untuk "Penyuluhan Kesehatan dalam Rangka Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah dan Desinfo BIAS di MI TQ Qoryatul Qur’an"