Kita wajib bersyukur kepada Allah ﷻ karena atas izin-Nya di kesempatan pagi menjelang siang ini, kita semuanya dapat mengikuti satu rangkaian upacara dalam memperingati kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945 sampai kini tahun 2023.
Berdirinya kita pada upacara ini tidak hanya secara formalitas memperingati kemerdekaan, tapi mudah-mudahan momen ini menjadi momentum yang mengingatkan kita akan pentingnya kita mengetahui perjuangan, pengorbanan, dan semangat dari para pendahulu bangsa dalam merebut dan mempertahankan bangsa Indonesia.
Selawat dan salam mari selalu kita curah limpahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai contoh terbaik bagi kita yang harus selalu kita baca sirahnya, untuk kita berusaha mencontoh beliau dari hal yang paling kecil sampai hal yang paling besar. Rasulullah ﷺ satu-satunya sosok idola yang harus kita tiru karakter dan semangatnya.
Suasana pengibaran sang saka di komplek Kauman |
Peringatan kemerdekaan ini mari bersama-sama kita jadikan momentum membangun semangat dan motivasi dengan satu tema yaitu membangun spirit hijrah. Hijrah adalah berpindah dari situasi yang kurang baik kepada situasi yang baik. Berpindah dari tempat yang buruk ke tempat yang lebih baik.
Peristiwa ini menjadi momentum penting untuk sedikit kita kenang perjuangan Rasulullah ﷺ dan para sahabat, serta para pengikutnya yang tidak lain adalah para ulama, para kyai, dan para santri yang dalam sejarah bangsa telah menjadikan Indonesia ini merdeka.
Memperingati momentum kemerdekaan ini sangat penting, dan lebih penting lagi adalah mengisinya dengan hal-hal yang baik dan positif. Terlebih sebagai generasi muda, tulang punggung bangsa dan umat, yang identik dengan semangat.
Bagi generasi muda, tidak ada waktu kecuali digunakan untuk hal-hal yang baik. Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang akan menjaga keutuhan negara ini.
Santri menyimak penyampaian amanat pembina upacara |
Kyai Haji Hasyim Asy'ari pernah mengatakan bahwa berjuang dan mengorbankan darah, jiwa, raga, dan harta untuk mempertahankan Indonesia adalah wajib dan terhitung jihad, karena negara Indonesia ini mayoritas penduduknya adalah umat muslim termasuk kita, keluarga kita, dan penerus-penerus kita kelak.
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا لَّذِيْنَ هَا جَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰٓئِكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 218)
Mudah-mudahan Allah catat kita sebagai orang-orang yang berhijrah, minimal dari rumah kita, dari lingkungan di luar sana, sampai di Pesantren Qoryatul Qur’an ini. Mudah-mudahan ini menjadi tempat kita berhijrah dan ini insya Allah tempat terbaik yang diisi oleh orang-orang yang baik. Maka tidak ada yang keluar dari pesantren kecuali menjadi orang-orang baik.
Siapa yang akan berdiri, yang akan berjuang, yang punya keberanian di garda terdepan membela negara dan agama? Yang hadir adalah para ulama, para kyai, dan juga santri yang pemberani.
Pesantren merupakan tempat hijrah untuk jadi orang baik. Jauh dari orang tua dan bersusah payah harus mandiri, dengan mengorbankan waktu dan tenaga. Tapi ini belum seberapa dibanding pengorbanan Rasulullah ﷺ, para sahabat, para ulama, dan para kyai dalam memperjuangkan agama dan negara.
Mereka tidak hanya berkorban waktu dan tenaga, bahkan harta sampai nyawa. Maka ini spirit ini yang perlu kita contoh. Mereka itulah orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah. Dan rahmat Allah itu membawa ke jannah.
Bersyukur kita dilahirkan dalam keadaan Indonesia ini sudah merdeka. Andaikan Indonesia ini belum merdeka, masih dijajah, mungkin kita tidak bisa menuntut ilmu di sekolah dan pesantren seperti saat ini. Bahkan orang tua kita pun belum tentu bisa bekerja dan membiayai pendidikan kita.
Berada di negara yang sudah merdeka, hendaknya belajar sungguh-sungguh dan mencintai ilmu dan . Orang yang sudah cinta, maka akan berkorban apa pun demi yang dicintainya.
Momentum kemerdekaan ini mari kita berkomitmen pada diri kita masing-masing. Jangan terlalu banyak menoleh ke samping atau ke belakang, karena masa depan kita itu ada di depan.
Waktu terus berjalan dan umur terus bertambah. Jangan sampai waktu ini habis dan kita tidak banyak mengambil ilmu.
Masa tumbuh dewasa di pesantren mari isi dengan hal-hal yang bermanfaat. Kalau tugas kalian belajar, belajar yang sungguh-sungguh. Bereskan hafalan Qur’an-nya untuk jadi bekal akidah dan bekal akhirat.
Bereskan ilmu kita. Pemuda saat ini kalau tidak pintar, maka tak bisa apa-apa. Bereskan adab kita. Orang pintar tidak punya adab itu merusak agama.
Semoga Allah ﷻ berikan kemudahan dalam belajar. Diberi kemudahan untuk hidup di pesantren. Sampai akhirnya muncul sebagai generasi-generasi pejuang di masa yang akan datang.
Amanat Ustaz Agus Umar Ar-Rifai, S.Pd.I pada upacara peringatan HUT RI ke-78 di PPTQ Qoryatul Qur’an komplek Kauman
Kontributor: Ustaz Aldi Ahmad
Posting Komentar untuk "Ustaz Agus Umar: Peringatan Kemerdekaan, Momentum untuk Hijrah Menuju Kebaikan"