Problem terbesar manusia adalah mati tak masuk surga. Apa modal agar bisa mati masuk surga? Salah satunya adalah mengajarkan Al-Qur’an. Kalau malas saat mau mengajar? Berarti malas untuk masuk surga.
Jadi guru harus meluruskan niat. Bismillah, niat lurus maka bernilai surga. Dengan demikian maka ruhiyah terjaga. Lalu dapat jariah dengan ilmu yang diajarkan. Soal dapat rupiah, tempatkan di urutan terakhir. Jangan pernah membahas tentang uang agar tidak bubar.
Kang Puji sampaikan motivasi |
Hilangkan rasa malas, penuhi rasa semangat. Mulailah dengan berjalan lebih cepat dari biasanya. Lakukan mulai besok. Berjalan lebih cepat juga akan membuat kita lebih sehat.
Tanamkan bahwa sebenarnya pesantren ini tak butuh kita. Tapi sebaliknya, kitalah yang butuh. Agama Allah ﷻ akan tetap ada tanpa kita. Sebaliknya, kitalah yang butuh berada di dalamnya. Semua kebaikan yang kita lakukan adalah untuk kita sendiri.
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَ نْفُسِكُمْ ۗ وَاِ نْ اَسَأْتُمْ فَلَهَا ۗ
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra' 17: Ayat 7)
Jelaslah, apa saja kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Jangan sampai aktivitas mengajar dengan kesibukannya menjadi alasan kita melalaikan ibadah yang lain.
Apalagi sampai menjadikannya alasan ketika terlambat salat berjemaah. Jangan lagi ada ustaz yang salat jemaahnya masbuk. Kalau bisa jadi imam, kalau tidak bisa, minimal di belakang imam. Dan ini butuh perjuangan.
Selanjutnya, dalam mendidik santri, jadilah guru yang gemar memberi (menehi). Meski hal-hal sepele, misal sekadar memberi permen kepada santri. Apalagi bisa memberi hal yang lebih besar daripada permen, dan lebih bermanfaat.
Manfaat memberi pun akan kembali pada kita dalam bentuk kebahagiaan. Dengan memberi maka akan membuat siapapun senang kepada kita. Dan dari itulah kita akan mudah menyampaikan dakwah.
Memberi tak harus berupa barang. Bisa berupa doa, bisa berupa motivasi atau penyemangat. Pegang pundak santri sambil ucapkan doa untuknya. Tanya cita-citanya dan doakan.
Bisa saja itu hanya perkara sepele, tapi imbasnya luar biasa. Betapa banyak santri sukses di masa depan berkat motivasi dari gurunya. Bahkan kadang sang guru tak menyadari ternyata efeknya sedemikian besar.
Kemudian, jadilah guru yang berkarakter. Di situlah kita memiliki harga diri. Meski tak semua orang menyukai kita. Yakinlah tetap ada yang menyukai kita. Tapi juga sadarilah tetap ada yang tak menyukai kita.
Ketika kita berkarakter maka akan mudah dipercaya orang. Nasihat kita akan didengar karena kita tak hanya berbicara tapi juga mempraktikkannya. Bahkan kita punya keteguhan dalam berkarakter itu.
Tugas utama guru adalah mewakili orang tua untuk menunjukkan kepada santri siapa Tuhannya, agar tak berpindah sesembahan. Dengan memberikan contoh keteladanan dan mendoakannya.
Menjadi guru mempermudah kita dalam memberi. Baik itu memberikan ilmu atau memberikan hadiah-hadiah kecil kepada murid. Ingatlah bahwa pemberian itu adalah sedekah, yang bisa menjauhkan kita dari 70 pintu keburukan. Keburukan terburuk adalah suul khatimah dan kebaikan terbaik adalah husnul khatimah.
Resume kajian motivasi untuk para asatidz dan SDM PPTQ Qoryatul Qur’an, 28 Juli 2023 di Masjid Widad El Fayez, Komplek Asem Legi, Gabeng. Disampaikan oleh Ustaz Puji Hartono atau yang dikenal dengan nama Kang Puji (Bantul, Yogya). Motivator, pengasuh Pesantren Masyarakat Jogja (PMJ), Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu (PM3), dan SMC (Sedekah Merem Community).
Posting Komentar untuk "Ustaz Puji Hartono: Masuk Surga dengan Menjadi Guru Berkarakter yang Gemar Memberi"