Anak-anak memiliki memori yang sangat tajam. Apalagi segala sesuatu yang dilihat, didengar, atau dialaminya berulang-ulang, maka akan tersimpan baik di ingatannya. Begitu juga dengan bacaan Al-Qur’an yang akrab dengannya di masa emas itu.
Sudah banyak pakar parenting dan pendidikan menyebutkan bahwa fase anak-anak adalah fase terpenting dalam kehidupan manusia. Banyak yang menaruh harapan besar termasuk menjadikan anak hafizh dengan memanfaatkan masa itu sebaik mungkin.
PPTQ Qoryatul Qur’an merintis griya tahfizh di banyak tempat, untuk wadah anak usia emas agar bisa menghafal ayat-ayat Allah. Di antaranya adalah griya tahfizh di Jetis, Krajan, yang sudah berhasil mengantar santri-santri kecil dengan beragam pencapaian hafalan.
Kabar gembira itu di antaranya adalah pencapaian dari salah satu santri kecilnya yang bernama Laila Dyah Astanti, putri dari Bapak Sutanto dan Ibu Jumiati asal Pilang yang berhasil menyelesaikan setoran hafalan juz 30 sekali duduk.
Laila Dyah Astanti |
Santri kelahiran Sukoharjo, 8 Agustus 2014 yang masih bersekolah di MI Muhammadiyah Karangwuni, tepatnya kelas 3 ini menyelesaikan setoran dengan disimak oleh Ustazah Ida, pada hari Jumat, 26 Mei 2023.
Laila Dyah Astanti sangat suka mendengarkan music box yang memutarkan muratal dan kisah-kisah Nabi. Oleh orang tua juga dibiasakan menghafal Al-Qur’an setiap habis Salat Subuh, setelah ikut berjemaah di masjid.
Punya kebiasaan datang awal saat kegiatan TPQ di masjid setiap hari Rabu dan Sabtu, lalu murajaah hafalan Al-Qur’an menggunakan pengeras suara masjid. Juga seringkali bermain sambung ayat dengan keluarga di rumah. Dukungan lingkungan memang besar pengaruhnya pada perkembangan anak.
Sebagai seorang anak, Laila Dyah Astanti juga suka dengan HP, namun untuk bermain alat komunikasi satu ini, oleh orang tuanya sangat dibatasi jam. Di rumah juga tidak ada TV, sehingga tak ada waktu yang disia-siakan hanya menonton siaran yang seringkali kurang mendidik.
Ibu Jumiati tak hanya diam, melainkan ikut membantu dan menemani anaknya dalam menghafal. Kedekatan itu juga terbawa di dapur, karena Laila suka membantu saat ibunya memasak lauk. Dan ternyata, Laila pun suka membuat kue bolu. Subhanallah!
Kita doakan semoga Laila Dyah Astanti bisa istikamah dalam membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an sehingga bisa menjadi salah satu keluarga Allah ﷻ di muka bumi ini. Yang mengangkat derajat orang tuanya ke derajat paling tinggi dengan memiliki anak yang hafizh Qur’an. Aamiin.
Posting Komentar untuk "Alhamdulillah, Laila Dyah Astanti, Santri Kecil Griya Tahfizh QQ Jetis Setoran Juz 30"